Jumat, 01 Juli 2011

Melek finansial

Orang yang melek finansial harus memahami laporan keuangan yang biasanya dimiliki oleh orang-orang kaya. Melek finansial artinya memahami bentuk laporan keuangan, mampu memahami perbedaan aset dengan libilitas serta menentukan fokus keuangan yang diorientasikan pada aset, bukan keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran.



Memahami laporan keuangan

Melek finansial artinya mampu membaca dan memahami laporan keuangan. Melek finansial ditandai dengan kemampuan untuk membedakan laporan keuangan yang dimiliki oleh orang kaya dengan laporan keuangan yang dimiliki oleh orang miskin dan kelas menengah.

Orang yang melek finansial minimal harus memahami 2 (dua) bentuk laporan keuangan, yakni arus kas (cashflow) dan aktiva (harta). Cashflow terdiri dari pemasukan dan pengeluaran, sedangkan harta terdiri dari asset dan liabilitas.

Pemasukan (Income) meliputi gaji, royalty, bunga dan semua penghasilan yang di dapat dengan menukarkan waktu anda secara langsung maupun tidak langsung. Pengeluaran (Expenses) meliputi semua biaya hidup anda dan keluarga anda, beserta semua cicilan asset anda (bergerak ataupun tidak bergerak).

Aset (Asset) adalah semua hal/tools yang menyebabkan pemasukan (income) cashflow anda. Aset ini bisa mencakup diri anda, orang terdekat yang ikut memikul beban keluarga, rumah/mobil yang disewakan, royalties dari barang ciptaan, deviden saham, bunga bank, dan sebagainya. Liabilitas (Liability) adalah semua kewajiban yang masih menjadi beban anda dan menyebabkan pengeluaran cashflow anda. Harta kewajiban ini mencakup cicilan rumah, cicilan mobil, pembayaran iuran, dana pensiun tahunan, kewajiban biaya hidup keluarga, dan sebagainya.

Memahami perbedaan aset dengan liabilitas

Orang yang melek finansial dapat membedakan hakekat aset dengan liabilitas dan tidak menyamakan liabilitas dengan aset karena liabilitas seringkali nampak seolah-olah sebagai aset. Aset adalah sesuatu yang memberikan pemasukan, sedangkan liabilitas adalah sesuatu yang mendatangkan pengeluaran. Orang yang menganggap liabilitas sebagai aset mengakibatkan liabilitasnya semakin besar sementara asetnya justru semakin kecil.

Rumah besar sering dinilai sebagai aset padahal liabilitas. Rumah besar adalah bukan aset karena tidak mendatangkan pemasukan. Rumah besar mendatangkan pengeluaran dalam bentuk hipotek, biaya pemeliharaan, pajak, asuransi, dan sebagainya. Mobil mewah juga sering dinilai sebagai aset padahal liabilitas. Mobil mewah bukan aset karena tidak mendatangkan pemasukan, tetapi pengeluaran dalam bentuk biaya operasional, pemeliharaan, pajak, asuransi, dan sebagainya.

Orang yang melek finansial berusaha menambah aset dan bukan menambah liabilitas. Menambah aset berarti menambah pemasukan untuk meningkatkan aset, misalnya menyewakan sebagian kamarnya yang tidak digunakan untuk kos-kosan. Menambah aset berarti mengurangi pengeluaran untuk menurunkan liabilitas, misalnya membeli 2 (dua) buah rumah untuk disewakan daripada membeli sebuah rumah besar, membeli mobil baru untuk armada angkutan umum daripada membeli mobil mewah untuk dipakai sendiri.

Fokus pada aset, bukan pada keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran

Orang yang melek finansial fokus pada aset bukan fokus pada keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran. Orang yang fokus pada keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran tidak akan menambah aset. Orang yang berusaha menambah pemasukan akan berakibat menambah pula pengeluaran sehingga tetap saja tidak kaya walaupun penghasilannya sudah meningkat.

Orang yang sudah mendapatkan pemasukan yang bertambah akan menganggap wajar untuk memperbaiki penampilan, cara berbusana, model rumahnya, jenis kendaraannya dan sebagainya. Peningkatan peemasukan dengan demikian akan diikuti dengan peningkatan pengeluaran untuk membiayai keinginannya itu.

Orang yang melek finasial fokus pada aset dan bekerja keras untuk menambah asetnya sehingga menjadikan dirinya sebagai orang kaya dan semakin bertambah kaya. Orang yang tidak fokus pada aset akan semakin meningkat pengeluarannya kendati pemasukannya juga meningkat.

Orang yang mempunyai pengeluaran tinggi dan tidak tercukupi dari pemasukannya akan mengandalkan utang yang membebaninya dengan angsuran, bunga dan denda. Ketika pemasukan tidak dapat mengimbangi pengeluaran maka akan muncul liabilitas. Jumlah liabilitas akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah pengeluaran ditambah dengan beban utangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar