Rabu, 01 Juni 2011

Menggali sumber-sumber pemasukan

Langkah awal yang dapat dilakukan oleh seorang pekerja dan pekerja lepas dalam mencapai tujuan jangka pendek, menengah dan tujuan jangka panjang adalah menghasilkan pemasukan, terutama menggali sumber-sumber pemasukan. Bekerja adalah bukan untuk uang tetapi belajar dari perusahaan dalam menghasilkan uang atau mendapatkan pemasukan.




Belajar cara mendapatkan pemasukan dari sebuah perusahaan

Kegiatan perusahaan dalam menghasilkan pemasukan mengajarkan pada pekerja bahwa pihak yang paling banyak menikmati pemasukan adalah pihak perusahaan atau pemilik perusahaan. Seorang pekerja hanya mendapatkan uang yang sangat sedikit dalam bentuk gaji dan kompensasi dari perusahaan. Gaji dan kompensasi yang diperoleh seorang pekerja sudah disesuaikan dengan jasa yang diberikan, tidak akan lebih dari itu. Seorang pekerja lepas juga hanya menerima komisi sesuai jasa yang diberikan pada seseorang atau sebuah perusahaan yang menerima jasanya.

Orang yang sukses secara finansial tidak bekerja untuk uang, tetapi belajar cara yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan uang. Dalam mendapatkan penghasilan, perusahaan menerima pemasukan dari kegiatan operasional, pembiayaan dan investasi. Pemasukan tersebut berasal dari penjualan barang atau jasa, piutang, surat berharga, penjualan aktiva tetap, dan sebagainya

Sebuah perusahaan mendapatkan pemasukan bukan hanya dari keuntungan usaha atau laba penjualan barang/jasa saja, melainkan dari sumber-sumber pendapatan yang lain. Pendapatan yang dimaksud misalnya pendapatan bunga pinjaman, denda pinjaman, bunga obligasi, dividen saham, equity surat berharga, laba penjualan aktiva tetap, dan sebagainya. Kita hendaknya belajar dari perusahaan dan jangan hanya mengandalkan pemasukan dalam bentuk gaji atau komisi saja.

Mempunyai sumber pemasukan tambahan

Seorang pekerja dan pekerja lepas pada umumnya hanya mempunyai 1 pos pemasukan, terutama pemasukan dari gaji yang diterima dari perusahaan atau komisi yang diberikan oleh pengguna jasanya. Pemasukan tersebut biasanya diperlukan untuk memenuhi sekitar 20 pos pengeluaran, sehingga kemungkinan tidak semua pos pengeluaran dapat terbayar. Dengan kata lain, rasio pemasukan dan pengeluaran kita pada umumnya adalah 1 : 20.

Oleh karena itu, kita perlu mempunyai sumber penghasilan tambahan yang dapat mengubah rasio pemasukan dan pengeluaran, misalnya menjadi 10 : 20. Upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan memperbanyak sumber-sumber pemasukan di luar gaji dan komisi dalam bentuk penghasilan tambahan, terutama penghasilan yang bersifat pasif (passive income). Penghasilan pasif adalah penghasilan atau pemasukan yang diperoleh secara terus menerus dan rutin tanpa harus bekerja.

Sumber-sumber penghasilan yang bersifat pasif dapat diperoleh dari bunga tabungan atau deposito, bunga obligasi, dividen saham, equity surat berharga, laba penjualan emas simpanan, selisih tukar simpanan valuta asing dan sebagainya. Penghasilan pasif juga dapat diperoleh dari uang sewa yang didapat dari barang-barang yang dimiliki, misalnya menyewakan rumah, kamar, tanah, mobil, peralatan elektronik, peralatan rumah tangga dan sebagainya.

Sebuah perusahaan menciptakan barang atau jasa untuk mendapatkan laba, kita pun dapat melakukan hal yang sama. Kita dapat menciptakan sebuah barang atau alat yang mendatangkan penghasilan secara pasif dalam bentuk sewa, royalti, dan sebagainya. Pendapatan pasif juga dapat diperoleh dari keuntungan bisnis yang diperoleh dalam kerja sama bisnis dengan seseorang yang terpercaya, atau keuntungan bisnis yang berasal dari usaha yang dijalankan oleh teman, sahabat atau keluarga yang terpercaya.

Gemar menghimpun dana cadangan

Untuk memperbesar sumber-sumber pemasukan, terlebih dahulu kita harus membiasakan diri untuk menyisihkan sebagian penghasilannya sebagai dana tabungan. Dana tabungan diambil sesaat setelah memperoleh pemasukan dan jangan menunda setelah penghasilan tersebut digunakan untuk berbagai pengeluaran. Menunda menyisihkan sebagian penghasilan berarti menghilangkan peluang untuk mendapatkan dana tabungan karena biasanya tidak akan bersisa. Dana tabungan tersebut disimpan dalam rekening tersendiri dan jangan disatukan dengan rekening yang digunakan untuk pengeluaran sehari-hari agar jelas pertumbuhannya.

Jumlah penghasilan yang disisihkan setiap bulan tergantung tujuan yang akan diwujudkan. Kalau tujuan jangka pendeknya adalah mendapatkan dana cadangan sebesar 6 juta dalam waktu 1 tahun, maka setiap bulan kita harus menyisihkan penghasilan dimuka sebesar Rp 500.000,- selama 12 bulan. Kalau tujuan jangka panjangnya mendapatkan uang muka sebesar 30 juta untuk membeli sebuah rumah sewa, maka setiap bulan selama 5 tahun kita harus menyisihkan penghasilan sebesar Rp 500.000,-

Sebelum dana tabungan diolah untuk mendapatkan sumber-sumber pemasukan tambahan, sebaiknya dana tabungan yang terkumpul diperuntukan sebagai dana cadangan. Jumlah dana cadangan yang kita imiliki disesuaikan dengan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pengeluaran beberapa bulan, misalnya selama 6 - 12 bulan. Rentang waktu 6 – 12 bulan merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan kembali setelah berhenti dari suatu pekerjaan dan mendapatkan pemasukan kembali.

Seseorang yang mempunyai pengeluaran 1 juta per bulan hendaknya memiliki dana cadangan sebesar 6 – 12 juta dalam rekening tabungannya. Dana cadangan tersebut disimpan dalam bentuk kas di bank sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu membutuhkannya. Dana cadangan diperlukan sebagai proteksi terhadap segala kejadian yang tidak diinginkan, misalnya terhentinya pemasukan akibat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau tempat kerjanya mengalami kebangkrutan, menghadapi berkurangnya komisi akibat makin menurunnya order, dan sebagainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar