tag:blogger.com,1999:blog-85294701479712928542024-02-20T20:00:53.020-08:00Motivasi MulyoMotivasi dan pola pikir yang membuat Anda menjadi orang kayaMulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-82590894417492387872011-07-01T05:49:00.005-07:002011-08-05T03:54:23.373-07:00Mengurusi bisnis sendiri<span style="" lang="FI">Berbisnis sebagai pekerja, pekerja lepas, pemilik usaha dan investor dapat mendatangkan keuntungan. Untuk menghasilkan aset, kita harus mengurus bisnisnya sendiri, bukan bisnis orang lain. Bisnis yang sukses harus semakin lama semakin santai, karena sistem bisnisnya telah bekerja keras menghasilkan pemasukan.<br /><br /></span> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"> </span></p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQgjgkNk9LbxJpFA9Q6j1jzjQg2WepB0p8Hg8fJ6Ro8I0GA2Cr3HueY3D2TY1msmM103sBcjjGcVX8XSURXC3gl0zMD8neS6PHffyQgXG4alMQsFss-Rb-nKE0GXCBxvTQY0jiZ70cock/s1600/12+-+bisnis.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 81px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQgjgkNk9LbxJpFA9Q6j1jzjQg2WepB0p8Hg8fJ6Ro8I0GA2Cr3HueY3D2TY1msmM103sBcjjGcVX8XSURXC3gl0zMD8neS6PHffyQgXG4alMQsFss-Rb-nKE0GXCBxvTQY0jiZ70cock/s200/12+-+bisnis.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5636594338583447410" border="0" /></a><p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="FI"><br /></span></b></p><p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="FI">Berbisnis tidak sama dengan berdagang</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Bisnis tidak sama dengan berdagang. Bisnis artinya sibuk melakukan aktivitas yang mendatangkan keuntungan atau kesibukan yang mendatangkan keuntungan dengan cara menjadi pekerja (<i style="">employee</i>), pekerja lepas (<i style="">self employed</i>), pemilik usaha (<i style="">business owner</i>), atau investor (<i style="">investors</i>)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Menjadi pekerja adalah bekerja pada seseorang (majikan), kantor pemerintahan, atau sebuah perusahaan sehingga mendapatkan keuntungan dalam bentuk gaji dan tunjangan.<span style=""> </span>Menjadi pekerja lepas adalah menjadi boss bagi dirinya sendiri, seperti menjadi seorang profesional (dokter, pengacara, konsultan, dsb) atau pekerja lepas lainnya yang menjajakan suatu barang atau menjual jasa kepada pihak lain sehingga mendapatkan keuntungan dalam bentuk honor, komisi, upah dan sebagainya.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Menjadi pemilik usaha adalah mempekerjakan orang untuk bekerja bagi dirinya dengan menciptakan sebuah usaha dan mengendalikan sistem usaha yang diciptakannya itu. Menjadi investor adalah menghasilkan uang dengan menanamkan sejumlah aset untuk mendapatkan penghasilan di masa yang akan datang dalam bentuk bunga, dividen, gain, sewa, dan sebagainya</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Mengurus bisnis sendiri bukan bisnis orang lain </span></b></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Menjadi pekerja, pekerja lepas, pemilik usaha maupun investor harus mengurus bisnisnya sendiri untuk memperbesar asetnya sendiri.<span style=""> </span>Mengurusi bisnis sendiri artinya mengurusi aset, bukan mengurusi pemasukan, pengeluaran dan liabilitas. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Mengurusi pemasukan berarti mengurusi dan memperbesar aset pemilik dan perusahaan, mengurusi pengeluaran berarti mengurusi dan memperbesar aset penjual dan pemerintah, sedangkan mengurusi liabilitas berarti mengurusi dan memperbesar aset yang dimiliki kreditur dan bank.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Mengurusi bisnis sendiri artinya mengurusi asetnya sendiri, bukan mengurusi pemasukan. </span><span style="" lang="FI">Mengurusi pemasukan berarti mengurusi dan memperbesar aset pemilik dan perusahaan. Pemasukan yang didapat oleh pekerja atau pekerja lepas jauh lebih sedikit dibanding dengan pemasukan yang diperoleh oleh pemilik dan perusahaan.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI">Mengurusi bisnis sendiri artinya mengurusi asetnya sendiri, bukan mengurusi pengeluaran. </span><span style="" lang="ES">Mengurusi pengeluaran berarti mengurusi dan memperbesar aset penjual dan pemerintah. Uang yang kita pergunakan untuk membeli atau membiayai sesuatu akan mendatangkan keuntungan pada para penjual dan memperkaya pemerintah dalam bentuk pajak.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="ES"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="ES">Mengurusi bisnis sendiri artinya mengurus asetnya sendiri dan tidak mengurusi liabilitas. Mengurusi liabilitas berarti memperbesar aset kreditur dan bank, karena para kreditur dan bank tersebut memperoleh keuntungan besar dari pinjaman kita dalam bentuk bunga dan denda. Semakin besar utang yang kita miliki akan semakin besar bunga yang diperoleh kreditur dan bank. Semakin lama kita menunda pembayaran utang akan semakin besar denda yang<span style=""> </span>didapat oleh kreditur dan bank.</span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="ES"> </span></b></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="FI">Semakin lama semakin santai dengan bisnisnya </span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI">Seorang pekerja, pekerja lepas, pemilik usaha dan investor harus membangun sistem bisnis yang membuatnya semakin sedikit melakukan pekerjaan. Pada awalnya memang kita harus bekerja keras untuk menciptakan dan membangun sistem bisnis, tetapi semakin lama kesibukan kita harus semakin berkurang dan harus semakin santai. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI">Sistem bisnis yang perlu diciptakan dan dibangun oleh seorang pekerja dan pekerja lepas antara lain sub sistem perencanaan, pengelolaan dan pengawasan keuangan yang efisien. Sistem bisnis yang perlu dibangun oleh pemilik usaha dan investor, antara lain sub sistem organisasi, pemasaran, produksi dan keuangan. </span><span style="" lang="SV">Bila sistem bisnis yang dibangun sudah mapan maka kita tinggal menikmati keuntungannya saja di belakang hari.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Sistem bisnis yang kita bangun hendaknya semakin lama akan semakin bekerja keras menghasilkan pemasukan. Pada tahap ini, kesibukan kita akan semakin berkurang dan kita akan semakin santai dengan bisnisnya, bahkan akhirnya bisa terlepas dari semua pekerjaan (JOB). Terlepas dari JOB menandakan kita sudah sukses dalam bisnis kita, karena JOB = Just Over Broke (baru melewati kebangkrutan).</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Orang yang sukses dengan bisnisnya harus semakin santai, bukannya semakin sibuk. Orang yang semakin sibuk karena<span style=""> </span>kedudukannya semakin tinggi menandakan bahwa dia belumlah sukses. Kedudukan yang semakin tinggi pada umumnya akan meningkatkan pula pemasukannya. Selanjutnya, peningkatan pemasukan yang didapatkannya akan menyebabkan pengeluarannya bertambah pula untuk membiayai berbagai keperluan yang berhubungan dengan kedudukannya tersebut. Oleh karena itu asetnya tidak akan bertambah, bahkan semakin kecil.</span></p>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-25924768419449535092011-07-01T05:49:00.003-07:002011-08-02T23:10:31.834-07:00Melek finansial<span style="" lang="SV">Orang yang melek finansial harus memahami laporan keuangan yang biasanya dimiliki oleh orang-orang kaya. Melek finansial artinya memahami bentuk laporan keuangan, mampu memahami perbedaan aset dengan libilitas serta menentukan fokus keuangan yang diorientasikan pada aset, bukan keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran.</span><p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidUq4rmg3BhRpwUo4d1Qu4UOovnTGXb3lQsrEbsFYMpjYJhEeHgnRpQabAl5M5WnL7YdtSQ9tb9PCeLxsLIeApToVwxteg7b1-fooZxozHDKjWbwG5qVzCRJyNQGbEAUDhuk_uLe6tCLQ/s1600/23+-+laporan+keuangan.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 120px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidUq4rmg3BhRpwUo4d1Qu4UOovnTGXb3lQsrEbsFYMpjYJhEeHgnRpQabAl5M5WnL7YdtSQ9tb9PCeLxsLIeApToVwxteg7b1-fooZxozHDKjWbwG5qVzCRJyNQGbEAUDhuk_uLe6tCLQ/s200/23+-+laporan+keuangan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5636507842906877218" border="0" /></a></span></p><p class="MsoNormal"><br /></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"> </p> <p class="MsoNormal"><b style="">Memahami laporan keuangan</b></p> <p class="MsoNormal"> </p> <p class="MsoNormal">Melek finansial artinya mampu membaca dan memahami laporan keuangan. Melek finansial ditandai dengan kemampuan untuk membedakan laporan keuangan yang dimiliki oleh orang kaya dengan laporan keuangan yang dimiliki oleh orang miskin dan kelas menengah. </p> <p class="MsoNormal">Orang yang melek finansial minimal harus memahami 2 (dua) bentuk laporan keuangan, yakni arus kas (<i style="">cashflow</i>) dan aktiva (harta). <i>Cashflow </i>terdiri dari pemasukan dan pengeluaran, sedangkan harta terdiri dari asset dan liabilitas.</p> <p class="MsoNormal"> </p> <p class="MsoNormal">Pemasukan (<i>Income</i>) meliputi gaji, royalty, bunga dan semua penghasilan yang di dapat dengan menukarkan waktu anda secara langsung maupun tidak langsung. <span style="" lang="SV">Pengeluaran<span style=""> </span>(<i>Expenses</i>) meliputi semua biaya hidup anda dan keluarga anda, beserta semua cicilan <i>asset</i> anda (bergerak ataupun tidak bergerak). </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Aset (<i>Asset</i>) adalah semua hal/<i>tools</i> yang menyebabkan pemasukan (<i>income</i>) <i>cashflow</i> anda. Aset ini bisa mencakup diri anda, orang terdekat yang ikut memikul beban keluarga, rumah/mobil yang disewakan, royalties dari barang ciptaan, deviden saham, bunga bank, dan sebagainya. Liabilitas (<i>Liability</i>) adalah semua kewajiban yang masih menjadi beban anda dan menyebabkan pengeluaran <i>cashflow</i> anda. Harta kewajiban ini mencakup cicilan rumah, cicilan mobil, pembayaran iuran,<i> </i>dana pensiun tahunan, kewajiban biaya hidup keluarga, dan sebagainya.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Memahami perbedaan aset dengan liabilitas </span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Orang yang melek finansial dapat membedakan hakekat aset dengan liabilitas dan tidak<span style=""> </span>menyamakan liabilitas dengan aset karena liabilitas seringkali nampak seolah-olah sebagai aset. Aset adalah sesuatu yang memberikan pemasukan, sedangkan liabilitas adalah sesuatu yang mendatangkan pengeluaran. Orang yang menganggap liabilitas sebagai aset mengakibatkan liabilitasnya semakin besar sementara asetnya justru semakin kecil. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Rumah besar sering dinilai sebagai aset padahal liabilitas. Rumah besar adalah bukan aset karena tidak mendatangkan pemasukan. Rumah besar mendatangkan pengeluaran dalam bentuk hipotek, biaya pemeliharaan, pajak, asuransi, dan sebagainya. Mobil mewah juga sering dinilai sebagai aset padahal liabilitas. Mobil mewah bukan aset karena tidak mendatangkan pemasukan, tetapi pengeluaran dalam bentuk biaya operasional, pemeliharaan, pajak, asuransi, dan sebagainya.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal">Orang yang melek finansial berusaha menambah aset dan bukan menambah liabilitas. Menambah aset berarti menambah pemasukan untuk meningkatkan aset, misalnya menyewakan sebagian kamarnya yang tidak digunakan untuk kos-kosan. Menambah aset berarti mengurangi pengeluaran untuk menurunkan liabilitas, misalnya membeli 2 (dua) buah rumah untuk disewakan daripada membeli sebuah rumah besar, membeli mobil baru untuk armada angkutan umum daripada membeli mobil mewah untuk dipakai sendiri.</p> <p class="MsoNormal"><b style=""> </b></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="FI">Fokus pada aset, bukan pada keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran </span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI">Orang yang melek finansial fokus pada aset bukan fokus pada keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran. </span><span style="" lang="SV">Orang yang fokus pada keseimbangan pemasukan dengan pengeluaran tidak akan menambah aset. Orang yang berusaha menambah pemasukan akan berakibat menambah pula pengeluaran sehingga tetap saja tidak kaya walaupun penghasilannya sudah meningkat.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Orang yang sudah mendapatkan pemasukan yang bertambah akan menganggap wajar untuk memperbaiki penampilan, cara berbusana, model rumahnya, jenis kendaraannya dan sebagainya. Peningkatan peemasukan dengan demikian akan diikuti dengan peningkatan pengeluaran untuk membiayai keinginannya itu.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Orang yang melek finasial fokus pada aset dan bekerja keras untuk menambah asetnya sehingga menjadikan dirinya sebagai orang kaya dan semakin bertambah kaya. Orang yang tidak fokus pada aset akan semakin meningkat pengeluarannya kendati pemasukannya juga meningkat. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Orang yang mempunyai pengeluaran tinggi dan tidak tercukupi dari pemasukannya akan mengandalkan utang yang membebaninya dengan angsuran, bunga dan denda. Ketika pemasukan tidak dapat mengimbangi pengeluaran maka akan muncul liabilitas. Jumlah <span style=""> </span>liabilitas akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah pengeluaran ditambah dengan beban utangnya.</span></p>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-18073275295924705312011-07-01T05:49:00.001-07:002011-07-01T05:53:03.154-07:00Kiat sukses mendapatkan pinjaman<span style="" lang="SV">Seorang pemberi pinjaman (kreditur) akan menilai calon peminjam (debitur) yang mengajukan permohonan pinjaman berdasarkan 5C (<i style="">collaterals, capitals, capacities,<span style=""> </span>caracters dan condition of economics</i>). Meski membutuhkan pinjaman, seorang calon debitur harus bijak dalam menentukan kreditur yang memiliki fleksibelitas berbeda-beda.</span><p class="MsoNormal"><br /></p><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEhVcqqsHMkOJ1Gs4gJM31GSgEKr7XFdQg1YXim_HxxP51423Py8nnsRqiNldDZhhY7ZP_Hn5JTqim6sk5EWAmn4E1wNrsGzTk_WLYl5Y8GE28IZD05TCvjp6U29NF8cZ7Rz2bc3_NZFg/s1600/utang+mulyo+3.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 127px; height: 164px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEhVcqqsHMkOJ1Gs4gJM31GSgEKr7XFdQg1YXim_HxxP51423Py8nnsRqiNldDZhhY7ZP_Hn5JTqim6sk5EWAmn4E1wNrsGzTk_WLYl5Y8GE28IZD05TCvjp6U29NF8cZ7Rz2bc3_NZFg/s200/utang+mulyo+3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5619929993579806738" border="0" /></a><p class="MsoNormal"><br /></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Syarat menjadi debitur</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Seorang pemberi pinjaman (kreditur) dan terlebih lagi kreditur yang berbentuk lembaga ekonomi dan keuangan mempunyai pertimbangan tertentu dalam memberikan pinjaman kepada kita. Mereka umumnya berpikir dan bertindak layaknya seorang bankir. Mereka memberikan pinjaman setelah menilai persyaratan 5 C yang dimiliki calon debitur, yakni <i style="">collaterals, capitals, capacities,<span style=""> </span>caracters</i> dan <i style="">condition of economics</i>.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> Seorang calon peminjam (debitur) <span style=""> </span>dikabulkan permohonannya apabila mempunyai jaminan atau agunan (<i style="">collateral</i>) yang melebihi jumlah pinjaman. Jumlah uang pinjaman yang diberikan tidak akan melebihi 70% dari nilai agunan yang kita miliki. Pada saat uang pinjaman kita dapatkan, kita harus menyerahkan bukti kepemilikan agunan tersebut kepada kreditur. Bila terjadi kemacetan dalam pengembalian utang, agunan tersebut dijadikan kreditur sebagai pembayaran atas utang-utang yang tertunggak atau agunan itu akan dijual kepada pihak ketiga untuk melunasinya.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Kreditur akan memberikan pinjaman kepada calon debitur yang memiliki modal (<em>capital</em>) walaupun hanya sedikit dan bukan kepada mereka yang tidak mempunyai modal sama sekali. Pinjaman yang diberikan kreditur berfungsi sebagai tambahan modal untuk memperlancar kegiatan produktif sehingga<span style=""> </span>kegiatan tersebut semakin efektif dan efisien. Kita harus memiliki sejumlah dana yang dialokasikan secara khusus sebagai modal awal bagi kegiatan produktif tersebut.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Kemampuan (<em>capacitie</em>s) kita dalam memanfaatkan dan mengembalikan pinjaman akan dinilai kreditur yang akan memberikan pinjaman. Kreditur menilai kemampuan calon debitur dengan menganalisis kelayakan proposal yang kita buat sewaktu mengajukan permohonan. Bila kita mengajukan peminjaman untuk usaha, kemampuan kita juga dinilai dari perjalanan usaha yang telah kita lakukan selama ini berdasarkan laporan keuangan yang kita miliki.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Kreditur juga akan menilai sifat-sifat (<em>caracters</em>) kita dalam mengelola uang, terutama kejujuran, kedisiplinan dan kebiasaan dalam mengatur <i style="">cash flow</i>. Buku tabungan atau rekening koran yang kita miliki menjadi sumber informasi bagi kreditur dalam menilai sifat-sifat kita dalam mengelola uang.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah pertimbangan kreditur terhadap kondisi ekonomi (<em>condition of economic</em>) yang sedang dihadapi. Kondisi ekonomi yang baik menyebabkan kreditur memberi banyak kemudahan dalam memberikan pinjaman. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang sedang sulit mengakibatkan para kreditur agak ketat dalam memberikan pinjaman kepada para debitur.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Memilih kreditur yang fleksibel</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Untuk meminjam uang, kita harus bijak memilih kreditur yang memberi kemudahan dalam penyelesaian pinjaman, yakni kreditur yang fleksibel. Memilih kreditur yang fleksibel memudahkan kita dalam melakukan negosiasi untuk mengubah besarnya angsuran utang, mengubah jangka waktu pembayaran tanpa dikenai denda/bunga, dan sebagainya. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Kreditur yang fleksibel, secara berturut-turut dari kreditur yang sangat fleksibel sampai dengan kreditur yang tidak fleksibel adalah : (1) suami/istri, (2) orang tua (3) mertua, (4) saudara, (5) sahabat, (6) teman, (7) perusahaan/kantor, (8) koperasi, (9) pegadaian, (10) bank besar, (11) bank kecil, (12) leasing/leaseback dan terakhir nomor (13) barulah boleh ke rentenir. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Meminjam uang kepada pasangan kita, suami atau isteri kita akan memberikan kemudahan dalam penyelesaian pinjaman, demikian pula meminjam kepada orang tua kita, mertua, saudara, sahabat atau teman. Meminjam kepada perusahaan atau kantor tempat kita kerja juga termasuk pilihan kreditur yang fleksibel disamping tentunya tidak dikenai biaya administrasi, bunga atau denda apabila terlambat melunasinya.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Disamping kreditur-kreditur yang sangat fleksibel tersebut, kita juga dapat memanfaatkan lembaga ekonomi dan keuangan sebagai sumber dana pinjaman. Untuk lembaga yang relatif fleksibel dengan biaya administrasi yang ringan dan bunga yang relatif menguntungkan kita adalah koperasi, kemudian disusul lembaga-lembaga lain yang lebih tidak fleksibel seperti pegadaian, bank besar, bank kecil, <i style="">leasing</i> atau <i style="">leasback</i>. Kemudian sebagai alternatif terakhir yang juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pinjaman (walaupun sangat tidak disarankan) adalah meminjam uang kepada rentenir sebagai modal yang akan diolah untuk memperbesar aset kita.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Memprioritaskan pembayaran utang jatuh tempo</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Setelah mendapat pinjaman dari kreditur dan pinjaman tersebut sudah jatuh tempo untuk membayar angsuran, kita harus segera melunasi angsuran pinjaman kita. Membayar utang yang sudah jatuh tempo tidak dapat ditunda karena akan mengurangi kepercayaan kreditur kepada kita. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Membayar utang yang sudah jatuh tempo kepada lembaga ekonomi dan keuangan seperti bank, <i style="">leasing</i>, atau <i style="">leasback</i> tidak dapat ditunda karena akan menambah beban pinjaman. Penundaan pembayaran angsuran pinjaman akan menambah besar angsuran karena adanya denda keterlambatan. Penundaan yang sering terjadi bisa dijadikan alasan oleh pihak kreditur untuk melakukan penyitaan barang yang dibeli dengan uang pinjaman tersebut sehingga menghilangkan kesempatan kita untuk mendapatkan manfaat dari pinjaman tersebut.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Utang kepada rentenir sebaiknya dihindari, kecuali dalam keadaan darurat karena kebutuhan yang sangat mendesak yang tidak mungkin dipenuhi dari sumber-sumber lain yang lebih fleksibel. Utang kepada rentenir dapat diambil bila kita sangat yakin mampu mengembalikan pinjaman tersebut tanpa mengganggu kondisi keuangan kita, misalnya karena penghasilan yang didapat dari uang pinjaman tersebut jauh lebih besar dari bunga yang diminta oleh rentenir.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Utang kepada rentenir sebaiknya dihindari, namun kalau terpaksa berutang dan sudah jatuh tempo untuk membayar, maka sama sekali tidak boleh ditunda pembayarannya, karena bisa berakibat sangat fatal bagi peminjamnya. Menunda pembayaran utang kepada rentenir dapat berujung pada penyitaan aset yang kita miliki dan pemasukan akan terhenti bila utang tersebut dipergunakan untuk membeli barang produktif.</span></p>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-31892794546125355442011-06-01T03:56:00.005-07:002011-06-14T02:49:27.510-07:00Mengubah utang menjadi aset<span style="" lang="SV">Utang bukanlah sesuatu yang buruk bila dilak</span><span style="" lang="SV">ukan dengan cara yang tepat. </span><span style="" lang="SV">Utang adalah sesuatu yang buruk jika tidak mengetahui p</span><span style="" lang="SV">erbedaan utang baik dengan utang buruk, tidak mampu mengatasi utang buruk dan tidak dapat membedakan liabilitas dengan aset. Kemampuan mengatasi utang buruk dan memahami perbedaan-perbedaan tersebut dapat mengubah utang menjadi aset.</span><p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-o1orMaUdUnQ/TfILwTkZ4mI/AAAAAAAAAK4/9C01nPOEI3g/s1600/19%2B-%2Butang%2B2.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 175px; height: 131px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-o1orMaUdUnQ/TfILwTkZ4mI/AAAAAAAAAK4/9C01nPOEI3g/s200/19%2B-%2Butang%2B2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5616564609799021154" border="0" /></a></span></p><br /><p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Memahami perbedaan utang baik dengan utang buruk</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Seorang peminjam (debitur) yang baik adalah debitur yang mengetahui perbedaan utang baik (<i style="">good debt</i>) dengan utang buruk (<i style="">bad debt</i>).<span style=""> </span>Utang baik adalah utang yang <span style=""> </span>terjangkau angsurannya dan angsurannya dibayarkan oleh orang lain, sedangkan utang buruk adalah utang yang tidak terjangkau angsurannya dan dibayar dari aset pemiliknya. Utang baik dipergunakan untuk keperluan produktif yang mendatangkan penghasilan, sedangkan utang buruk adalah utang yang dipergunakan untuk keperluan konsumtif yang tidak mendatangkan penghasilan atau pemasukan..</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Utang baik adalah utang yang terjangkau angsurannya karena besar angsurannya hanya sepersekian dari penghasilan kita atau biasanya kurang dari sepertiga penghasilan kita. Ketepatan dalam menentukan besar angsuran akan menentukan kelancaran dalam membayar atau melunasi pinjaman. Pihak pemberi pinjaman (kreditur) biasanya akan meminta informasi penghasilan yang dimiliki calon debitur yang mengajukan permohonan pinjaman agar bisa menentukan jumlah angsuran yang tepat. Penentuan besar angsuran pinjaman yang tepat tidak akan mengganggu aset yang kita miliki.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Utang buruk adalah utang yang tidak terjangkau angsurannya karena besar angsurannya jauh diatas kemampuan membayar kita. Jumlah angsuran yang terlampau besar atau di atas kemampuan membayar akan menyulitkan kita dalam memenuhi kewajiban<span style=""> </span>kepada kreditur. Hambatan dalam membayar angsuran pembayaran pinjaman berpotensi menjadi kredit macet yang berakibat pada penyitaan barang yang kita miliki. Utang buruk mengakibatkan berkurangnya aset yang kita miliki karena sebagian dipergunakan untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran utang.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Utang baik adalah utang yang angsurannya dibayarkan oleh orang lain atau angsurannya dibayarkan dari penghasilan yang diperoleh uang pinjaman tersebut. Utang untuk membeli rumah yang difungsikan sebagai rumah kontrakan akan mendatangkan uang sewa dan sewanya dapat dipergunakan untuk membayar angsuran pinjaman kepada kreditur. Utang untuk membeli mobil rental akan menghasilkan uang sewa yang dapat dipakai untuk membayar angsuran pinjaman kepada kreditur. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Kedua contoh tersebut menggambarkan bahwa utang kita bukan dibayar oleh aset kita, tetapi dibayar oleh orang lain yang menyewa rumah atau mobil kita. Untuk menjamin utang tersebut dibayar oleh orang lain dan mendatangkan aset, maka rumah atau mobil kita harus menghasilkan pemasukan melebihi jumlah angsuran kepada kreditur. Besar uang sewa harus mempunyai selisih yang cukup besar agar dapat dipergunakan untuk membayar angsuran, membiayai pemeliharaan dan sebagian menjadi aset.</span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="" lang="SV">Utang buruk adalah utang yang angsurannya dibayar dari aset milik kita, dari penghasilan kita atau ada juga yang membayar angsuran utang dengan uang pinjaman dari kreditur yang lain alias gali lubang tutup lubang. Utang yang demikian itu tidak akan menambah aset kita, bahkan justru akan mengurangi aset yang sudah kita miliki.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Mengatasi utang buruk</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Utang baik adalah utang yang dilakukan untuk keperluan produktif, misalnya membeli barang-barang produktif seperti rumah dan tanah untuk dikontrakan, mobil atau sepeda motor untuk disewakan, alat elektronik atau alat elektronik atau alat rumah tangga untuk usaha rental dan sebagainya. Barang-barang produktif tersebut akan mendatangkan penghasilan dalam bentuk uang sewa. Semakin banyak barang produktif yang dimiliki akan semakin banyak mendatangkan aset.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Utang buruk adalah utang yang dipergunakan untuk keperluan konsumtif yang tidak mendatangkan pemasukan. Utang untuk membeli rumah besar guna mengganti rumah yang selama ini ditempatinya atau utang untuk membeli mobil mewah guna mengganti mobil atau sepeda motor yang selama ini dikendarainya adalah contoh utang buruk yang sering dilakukan orang. Kepemilikan barang-barang tersebut tidak mendatangkan pemasukan tetapi malah memperbesar pengeluaran yang dipastikan akan mengurangi aset yang kita miliki.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Utang dalam bentuk kartu kredit (<i style="">credit cards</i>) yang melampui batas adalah salah satu contoh utang buruk. Utang tersebut umumnya diperuntukan bagi utang-utang konsumtif dan jarang sekali untuk utang-utang produktif. Utang konsumtif dalambentuk kartui<span style=""> </span>kredit atau dalam bentuk apapun harus segera diselesaikan.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Kalau kita terlanjur memiliki utang buruk dalam bentuk kartu kredit segera lunasi semua tagihan. Gunting semua kartu kredit yang kita milki kecuali satu atau dua kartu kredit yang masih kita perlukan. Kalau tidak mampu membayar semua tagihan, terlebih dahulu kita lunasi salah satu kartu kredit yang terjangkau untuk dilunasi, sedangkan kartu kredit yang lain kita bayar tagihan minimalnya saja. Dengan cara seperti ini satu per satu utang kartu kredit akhirnya dapat diselesaikan.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Memahami perbedaan liabilitas dengan aset</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Seringkali orang menyamakan liabilitas (<i style="">liability</i>) dengan aset (<i style="">assets</i>) karena utang nampak seolah-olah sebagai aset. Sesungguhnya kedua hal itu sangat berbeda, karena utang adalah liabilitas yang mendatangkan pengeluaran, sedangkan aset adalah sesuatu yang mendatangkanpenghasilan atau memberikan pemasukan.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Rumah besar, mobil mewah, atau perangkat elektronik canggih dinilai sebagai aset kendati dibeli dengan uang pinjaman, padahal barang-barang tersebut adalah liabilitas. Rumah besar, mobil mewah atau perangkat elektronik canggih bukan aset karena tidak memberikan pemasukan kepada kita, bahkan mendatangkan pengeluaran dalam bentuk hipotek, biaya operasional, pemeliharaan, pajak, asuransi, bunga, denda dan sebagainya.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Barang-barang yang kita beli dengan uang pinjaman membuat kita seolah-olah memiliki banyak aset, padahal barang-barang tersebut sesungguhnya adalah aset milik pemberi pinjaman (kreditur). Rumah besar, mobil mewah atau barang elektronik canggih akan disita oleh kreditur kalau kita lalai dalam memenuhi kewajibannya sebagai peminjam (debitur). Semakin banyak barang-barang yang kita miliki dengan jalan berutang, semakin besar liabilitas kita sementara aset kita justru semakin kecil.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Memahami perbedaan liabilitas dengan aset</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Seringkali orang menyamakan liabilitas (<i style="">liability</i>) dengan aset (<i style="">assets</i>) karena utang nampak seolah-olah sebagai aset. Sesungguhnya kedua hal itu sangat berbeda, karena utang adalah liabilitas yang mendatangkan pengeluaran, sedangkan aset adalah sesuatu yang mendatangkan penghasilan atau memberikan pemasukan.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Rumah besar, mobil mewah, atau perangkat elektronik canggih dinilai sebagai aset kendati dibeli dengan uang pinjaman, padahal barang-barang tersebut adalah liabilitas. Rumah besar, mobil mewah atau perangkat elektronik canggih bukan aset karena tidak memberikan pemasukan kepada kita, bahkan mendatangkan pengeluaran dalam bentuk hipotek, biaya operasional, pemeliharaan, pajak, asuransi, bunga, denda dan sebagainya.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <span style=";font-family:";font-size:12pt;" lang="SV">Barang-barang yang kita beli dengan uang pinjaman membuat kita seolah-olah memiliki banyak aset, menjadi orang kaya raya, padahal barang-barang tersebut sesungguhnya adalah aset milik pemberi pinjaman. Rumah besar, mobil mewah atau barang elektronik canggih akan disita oleh kreditur kalau kita lalai dalam memenuhi kewajibannya sebagai debitur. Semakin banyak barang-barang yang kita miliki dengan jalan berutang, semakin besar liabilitas kita sementara aset kita justru semakin kecil.</span>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-74480809987270796742011-06-01T03:56:00.003-07:002011-06-01T04:31:44.034-07:00Mengubah pengeluaran menjadi aset<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Membayar diri sendiri, memprioritaskan pos pengeluaran yang lebih sedikit, mengutamakan kebutuhan dan mengantisipasi pengeluaran yang akan datang harus dilakukan seorang pekerja dan pekerja lepas. Tindakan tersebut dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.</p> <br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQh_bAERCXvCi3WGWg4Bj0xWE1Oryovth3bLqxeYDQ9Vy1fyLrLi_27YGcZx6arZWB8JvkITRbbo8kWFmxYzYvLaNLF6rruOmzS4tr5JMVlCuZERkj1W2auYYqvWIT1luLopFx1VpiZbQ/s1600/pengeluaran+mulyo+3.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 142px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQh_bAERCXvCi3WGWg4Bj0xWE1Oryovth3bLqxeYDQ9Vy1fyLrLi_27YGcZx6arZWB8JvkITRbbo8kWFmxYzYvLaNLF6rruOmzS4tr5JMVlCuZERkj1W2auYYqvWIT1luLopFx1VpiZbQ/s200/pengeluaran+mulyo+3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613207444321171234" border="0" /></a><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><strong>Membayar diri sendiri sebelum membayar yang lain</strong> <p> </p> <p>Untuk mengubah pengeluaran menjadi aset, kita harus membayar diri sendiri terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran untuk memenuhi kebutuhan apapun. Membayar diri sendiri adalah menyisihkan sebagian penghasilan kita secara rutin dalam jumlah tertentu sebelum uang yang diperoleh kita pergunakan untuk membayar berbagai keperluan. Membayar diri sendiri dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.</p> <p> </p> <p>Membayar diri sendiri sama artinya dengan mengambil sebagian penghasilan yang kita peroleh dan dimasukkan dalam rekening tabungan. Tindakan ini akan memberikan jaminan kepada kita sebagai pemilik uang untuk menikmati hasil jerih payah kita dalam bentuk dana tabungan, sebelum penghasilannya tersebut dinikmati oleh pihak lain. <span style="" lang="IT">Membayar diri sendiri harus jadi prioritas dan dilakukan di awal. Bila dilakukan belakangan atau di akhir bisa jadi tidak ada yang tersisa lagi yang digunakan untuk membayar diri sendiri tersebut.</span></p> <p><span style="" lang="IT"> </span></p> <p><strong><span style="" lang="IT">Memprioritaskan pengeluaran yang lebih sedikit</span></strong><span style="" lang="IT"></span></p> <p><span style="" lang="IT"> </span></p> <p><span style="" lang="IT">Pos pengeluaran yang harus dibayarkan untuk biaya hidup pada umumnya lebih banyak dibandingkan dengan pos pengeluaran untuk membayar utang. Memprioritaskan pos pengeluaran yang lebih sedikit, misalnya membayar utang. Utang harus diprioritaskan pembayarannya agar semua pos pengeluaran dapat terbayar lunas. Memprioritaskan pengeluaran yang lebih sedikit dapat mengubah pemasukan menjadi aset.</span></p> <p><span style="" lang="IT"> </span></p> <p><span style="" lang="IT">Membayar utang harus diprioritaskan daripada membayar biaya hidup, karena jumlah pos utang biasanya lebih sedikit daripada pos biaya hidup. Jumlah pos pengeluaran untuk membayar utang hanya berkisar 1 – 5 pos saja, sedangkan jumlah pos pengeluaran untuk membayar biaya hidup bisa mencapai puluhan. Pengeluaran biaya hidup kita pun dapat dihemat dan dapat pula dipenuhi dengan menggeser pemenuhannya dengan alternatif lain.</span></p> <p><span style="" lang="IT"> </span></p> <p><strong><span style="" lang="IT">Mengutamakan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan</span></strong><span style="" lang="IT"></span></p> <p><span style="" lang="IT"> </span></p> <p><span style="" lang="IT">Dalam setiap pengeluaran uang, kita harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan daripada mengejar keinganan. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi atau suatu hal yang harus diprioritaskan dan kalau tidak dipenuhi akan kekurangan, sedangkan keinginan menunjukan sesuatu yang melebihi keharusan atau sesuatu yang dilakukan setelah kebutuhan terpenuhi. Mengutamakan kebutuhan daripada keinginan dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.</span></p> <p><span style="" lang="IT"> </span></p> <p><span style="" lang="IT">Untuk membeli rumah misalnya, belilah rumah tinggal yang sesuai kebutuhan dan jangan membeli rumah berdasarkan keinginan semata atau diatas kemampuan kita. Membeli rumah baru yang lebih besar, mewah dan sesuai keinginan kita untuk mengganti rumah lama kita namun dibeli dengan harga diatas kemampuan akan menciptakan utang. Membeli rumah baru, rumah kedua, ketiga dan seterusnya kita lakukan untuk menambah pemasukan dan memperbesar aset dengan jalan menyewakannya.</span></p> <p><span style="" lang="IT"> </span></p> <p><span style="" lang="IT">Membeli rumah mewah atau barang-barang mewah lainnya harus menjadi prioritas terakhir dan bukan prioritas pertama walaupun sudah memiliki banyak uang. Contohlah orang-orang kaya yang berusaha memiliki barang-barang mewah setelah benar-benar menjadi kaya. Kaya artinya aset yang dimilikinya jauh melebihi jumlah pengeluaran yang dibutuhkannya. </span><span style="" lang="SV">Semakin besar aset yang dimiliki dibanding dengan pengeluarannya dapat dikatakan semakin kaya.</span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><strong><span style="" lang="SV">Mengantisipasi kebutuhan yang akan datang</span></strong><span style="" lang="SV"></span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><span style="" lang="SV">Manusia tidak hanya memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk saat ini saja, namun menyangkut kebutuhan di masa yang akan datang. Mengantisipasi pengeluaran yang akan datang harus kita lakukan semenjak saat ini, karena pengeluaran itu pasti dibutuhkan dan hanya masalah waktu kapan hal itu benar-benar diperlukan. </span>Mengantisipasi pengeluaran yang akan datang dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.</p> <p> </p> <p>Memenuhi pos pengeluaran yang akan datang perlu kita lakukan walaupun pengeluarannya masih lama, misalnya 10 tahun lagi, sehingga kita lebih ringan dalam mewujudkannya dan lebih siap ketika hal tersebut dibutuhkan. Pos pengeluaran yang akan datang, misalnya biaya hidup saat kita pensiun kelak, biaya perawatan kesehatan ketika kita menderita sakit, menyekolahkan anak ke perguruan tinggi setelah anak kita lulus SMTA, melakukan perjalanan wisata atau ibadah di hari tua, dan sebagainya..</p> <p> </p> <p>Mengantisipasi pos pengeluaran yang akan datang dapat dilakukan dengan membeli dana pensiun yang akan dinikmati hasilnya ketika kita sudah tidak bekerja lagi. Dana pensiun yang dipilih adalah dana pensiun yang sudah terkenal reputasinya yang baik, sehingga terhindar dari resiko kerugian yang tidak perlu. Untuk keperluan pendidikan perlu membeli asuransi pendidikan, tabungan pendidikan berasuransi atau asuransi jiwa untuk pendidikan anak.</p> <p> </p> <span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Kita bisa juga mulai merintis bisnis sedari sekarang dengan melakukan kerja sama dengan mitra yang dapat dipercaya. Kerja sama yang dapat dilakukan, umpamanya menitipkan modal kepada orang lain yang terpercaya, membuka usaha namun yang mengelola anggota keluarga atau sahabat yang dapat dipercaya, dan sebagainya. Membeli properti berupa tanah, rumah, atau mobil untuk disewakan juga merupakan antisipasi terhadap pengeluaran yang akan datang ketika sudah tidak bekerja dan mendapatkan penghasilan lagi.</span>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-20821588612653807882011-06-01T03:56:00.001-07:002011-06-01T04:30:21.042-07:00Mengubah pengeluaran menjadi pemasukan<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Mendapatkan pemasukan tidak mudah, namun menentukan pengeluaran yang tepat juga tidak mudah, bahkan lebih sulit daripada mendapatkan pemasukan. Aktivitas perusahan dalam mengatur pengeluaran memberi banyak pelajaran kepada pekerja dan pekerja lepas yang memberi inspirasi untuk mengubah pengeluaran menjadi pemasukan.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Mendapatkan pemasukan tidak mudah, namun menentukan pengeluaran yang tepat juga tidak mudah, bahkan lebih sulit daripada mendapatkan pemasukan. Aktivitas perusahan dalam mengatur pengeluaran memberi banyak pelajaran kepada pekerja dan pekerja lepas yang memberi inspirasi untuk mengubah pengeluaran menjadi pemasukan.</span></p> <br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVCOnueKrMK_BN-Dh9ncKy0fj7Bd5nwMDKw2j6MOeWuUeyNR-3a1qeymB72fc0g0nMUE_72hY22N0OsiEJ68B14VH_njxnCPl5u67mQINsHe0-9uvmdX0E9MZm0z14g0voW7cYGD_XkZY/s1600/pengeluaran+mulyo.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 151px; height: 127px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVCOnueKrMK_BN-Dh9ncKy0fj7Bd5nwMDKw2j6MOeWuUeyNR-3a1qeymB72fc0g0nMUE_72hY22N0OsiEJ68B14VH_njxnCPl5u67mQINsHe0-9uvmdX0E9MZm0z14g0voW7cYGD_XkZY/s200/pengeluaran+mulyo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613206984660755570" border="0" /></a><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p><strong><span style="" lang="FI">Mempelajari pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan</span></strong><span style="" lang="FI"></span></p> <p><span style="" lang="FI"> </span></p> <p><span style="" lang="FI">Seorang pekerja dan pekerja lepas dapat mempelajari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengatur pengeluarannya. Sebuah perusahaan pada umumnya memiliki pengeluaran dalam bentuk pembayaran-pembayaran, diantaranya pembayaran kompensasi untuk karyawannya, pembelian bahan untuk produksi, menyetor pajak, melunasi bunga atau denda pinjaman, dan sebagainya</span></p> <p><span style="" lang="FI"> </span></p> <p><span style="" lang="FI">Kegiatan perusahaan dalam mengatur pengeluaran mengajarkan pada pekerja dan pekerja lepas bahwa pihak yang paling banyak menikmati pengeluaran adalah pihak penjual, pemerintah dan bank. Pekerja dan pekerja lepas hanya sedikit saja mendapatkan bagian pengeluaran dalam bentuk kompensasi seperti gaji, honor, atau uang lembur yang jumlahnya pun sudah tidak utuh lagi karena berbagai potongan.</span></p> <p><span style="" lang="FI"> </span></p> <p><span style="" lang="SV">Para penjual barang atau jasa dan pemerintah adalah pihak yang banyak menikmati pengeluaran perusahaan. Para penjual atau pemasok menikmati keuntungan dari harga barang-barang, bahan atau alat yang dibeli oleh perusahaan. Pihak pemerintah mendapatkan pajak atas pembelian barang-barang, bahan atau alat yang dipasok para penjual atau dibeli oleh perusahaan. Pemerintah juga mendapatkan pajak dari pembayaran gaji, honor dan uang lembur yang dibayarkan perusahaan kepada karyawannya, disamping pajak-pajak lainnya.</span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><span style="" lang="SV">Ketika perusahaan mempunyai utang untuk modal atau membiayai usahanya, pihak yang paling banyak menikmati pengeluaran adalah bank dan lembaga keuangan lainnya. Bank mendapatkan pemasukan berupa uang administrasi, komisi dan provisi atas pinjaman yang diberikannya terhadap perusahaan. Pada waktu perusahaan mengembalikan pinjamannya, bank bukan hanya menerima uang angsuran pinjaman, tapi menerima juga berbagai bunga dan denda apabila ada keterlambatan.</span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><span style="" lang="SV">Kejadian-kejadian di atas memberikan inspirasi kepada kita untuk mendapatkan keuntungan dari pengeluaran perusahaan, seperti yang dinikmati oleh para penjual, pemerintah dan bank. Aktivitas untuk itu dapat dilakukan di dalam lingkungan perusahaan atau di luar lingkungan perusahaan.</span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><span style="" lang="SV">Seorang pekerja pasti mengetahui barang-barang, bahan atau alat apa saja yang diperlukan perusahaannya, demikian pula pekerja lepas yang sering berhubungan dengan suatu perusahaan. Kalau situasi dan kondisi memungkinkan, kita dapat berperan sebagai penjual atau pemasok barang-barang, bahan atau alat yang diperlukan dan akan mendapatkan laba dalam aktivitas ini sebagaimana laba yang diperoleh oleh seorang penjual.</span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><strong><span style="" lang="SV">Melakukan efisiensi</span></strong><span style="" lang="SV"></span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><span style="" lang="SV">Kita dapat pula bertindak sebagai penjual atau pemasok barang-barang, bahan atau alat terhadap perusahaan orang lain. Supaya aktivitas ini tidak mengganggu pekerjaan utama kita sebagai pekerja dan pekerja lepas, maka perlu dipikirkan cara yang tepat, misalnya mempekerjakan keluarga, kerabat atau orang lain sebagai pelaksananya.</span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><span style="" lang="SV">Perusahaan membayar biaya administrasi, komisi, provisi, bunga dan denda atas utang-utangnya terhadap bank atau lembaga keuangan lainnya. Kita dapat menggunakan pengetahuan ini dalam mengelola pembayaran utang-utang kita, misalnya dalam menentukan bagaimana menjadi kreditur (pemberi pinjaman) yang benar atau bagaimana menjadi debitur (peminjam) yang tepat, untuk keperluan apa meminjam sejumlah uang, memilih siapa yang akan kita mintai utang, berapa jumlahnya, bagaimana cara membayarnya, dan sebagainya. Pengetahuan tersebut menjadikan pengeluaran-pengeluaran yang kita lakukan telah mempertimbangkan prinsip efisiensi.</span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><span style="" lang="SV">Efisiensi adalah perbandingan penggunaan sumber daya yang digunakan secara aktual dengan sumber daya yang direncanakan dalam mencapai hasil yang sama. Efisiensi terjadi bila sumber daya yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan sumber daya yang direncanakan dengan hasil yang sama, misalnya mendapatkan hasil yang sama besar dengan tenaga, waktu dan biaya yang lebih kecil.</span></p> <p><span style="" lang="SV"> </span></p> <p><strong>Melakukan penghematan</strong></p> <p> </p> <p>Sebuah perusahaan dalam membiayai sesuatu menggunakan prinsip efisiensi, maka kita pun harus melakukan hal yang sama. Melakukan efisiensi adalah melakukan penghematan atas tenaga, waktu dan biaya yang dibutuhkan. Melakukan penghematan dapat dilakukan dengan mencari alternatif penggunaan tenaga yang lebih kecil, waktu yang lebih pendek dan biaya yang lebih murah. Menghemat berarti mendapatkan sesuatu dengan tenaga yang lebih ringan namun hasilnya sama, mengerjakan sesuatu lebih cepat dan hasilnya juga sama, serta mengeluarkan biaya yang lebih murah, namun kualitas hasilnya relatif sama.</p> <p> </p> <span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Penghematan tidak berhubungan dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya dan tidak sama pula dengan penderitaan. Pengeluaran yang besar dengan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengeluaran lain yang besarnya relatif sama juga merupakan bentuk penghematan. Untuk pergi ke suatu tempat dengan cepat kita dapat menggunakan angkot atau sepeda motor dan tidak perlu menggunakan taksi, karena waktu tempuh keduanya yang relatif sama namun ongkosnya berbeda. Untuk menghemat tidak perlu memaksakan diri berjalan kaki ke tempat tersebut dan menderita pegal-pegal di sekujur tubuh kendati untuk itu kita tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Ini bukanlah menghemat, tapi menyiksa diri namanya.</span>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-33650011948861377872011-06-01T03:55:00.003-07:002011-06-01T04:28:19.313-07:00Menggandakan sumber-sumber penghasilan<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Seorang pekerja dan pekerja lepas telah belajar tentang cara-cara yang dilakukan perusahaan dalam mendapatkan penghasilan. </span>Pembelajaran tersebut dipergunakan untuk menggali sumber-sumber penghasilan tambahan dengan cara menyisihkan sebagian penghasilan sebagai dana tabungan dan dana cadangan. Dana yang terkumpul untuk selanjutnya perlu diolah guna memperbesar sumber-sumber penghasilan tambahan.</p> <br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFC0p1xf1FXmqsgzUs3p-smiUPe3gJSbqLPhh1b98Ie9Xd3L7kXhghUY5o5sM3L7bxhDqiqH7HGvP14qEg9fbuTtGzMP_8uhEQVRdrPi5M2PN_D8ZxVIFTMPcjtD3IEahq1iDdVovkAu0/s1600/penghasilan+mulyo.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 150px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFC0p1xf1FXmqsgzUs3p-smiUPe3gJSbqLPhh1b98Ie9Xd3L7kXhghUY5o5sM3L7bxhDqiqH7HGvP14qEg9fbuTtGzMP_8uhEQVRdrPi5M2PN_D8ZxVIFTMPcjtD3IEahq1iDdVovkAu0/s200/penghasilan+mulyo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613206286743550338" border="0" /></a><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p><strong>Menambah sumber penghasilan pasif</strong></p> <p> </p> <p>Kebiasaan menyisihkan sebagian penghasilan yang diperoleh dari hasil bekerja diarahkan untuk menghasilkan dana cadangan. Setelah dana cadangan tercukupi, kebiasaan tersebut hendaknya jangan kita hentikan, bahkan harus dilanjutkan dan diarahkan untuk menghasilkan dana tabungan. Menghimpun dana tabungan merupakan langkah awal untuk memperbesar penghasilan tambahan yang ingin dimiliki.</p> <p> </p> <p>Untuk mempercepat perolehan dana tabungan, penghasilan yang didapat setiap bulan diolah berdasarkan formula tertentu, misalnya formula 1234 atau 10 : 20 : 30 : 40. Formula tersebut dapat diartikan sebagai proporsi penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sebesar 10% dalam bentuk infaq atau sedekah, 20% untuk dana tabungan, 30% sebagai dana pengembangan dan 40% untuk biaya hidup rutin. Formula tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing.</p> <p> </p> <p>Formula 1234 atau 10 : 20 : 30 : 40 mengindikasikan adanya dana tabungan sebesar 20% dari penghasilan ditambah 30% dana pengembangan. Uang sebesar 20% sebaiknya langsung dimasukan dalam rekening tabungan, sedangkan dana pengembangan 30% diolah untuk mendapatkan sumber-sumber penghasilan tambahan, misalnya membeli valuta asing, koin emas, saham, obligasi, deposito dan sebagainya.</p> <p> </p> <p>Hasil pengelolaan dana pengembangan akan menghasilkan bunga, dividen, equity, laba dan sebagainya. Bunga biasanya didapat dari tabungan, deposito atau obligasi. Dividen dan equity biasanya diperoleh dari saham atau surat berharga. Laba diperoleh dari penjualan emas atau valuta asing. Hasil perolehan dana pengembangan tersebut akan mempercepat perolehan dana tabungan yang besar sehingga dapat dipergunakan untuk mendapatkan harta-harta yang bersifat produktif.</p> <p> </p> <p><strong>Konsisten menyisihkan sebagian penghasilannya</strong></p> <p> </p> <p>Kebiasaan menyisihkan sebagian penghasilan dari bekerja harus terus kita lakukan kendati target dana cadangan sudah terlampaui, bahkan ketika kita sudah memiliki banyak uang tabungan. Prinsipnya, semakin besar jumlah dana tabungan yang kita miliki akan semakin besar pula kesempatan kita memperoleh sumber-sumber penghasilan tambahan dalam bentuk harta-harta produktif.</p> <p> </p> <p>Harta produktif dapat dipergunakan untuk mendapatkan penghasilan pasif (<em>passive income</em>) dalam bentuk produk investasi, harta yang disewakan, barang ciptaan atau bisnis. Harta produktif adalah harta yang memberikan penghasilan dalam jumlah tertentu secara rutin dan teratur (misalnya setiap bulan) atau harta yang menghasilkan keuntungan ketika dijual kembali.</p> <p> </p> <p>Kebiasaan memiliki produk investasi seperti deposito, obligasi, surat berharga, koin emas atau valuta asing yang semula ditujukan untuk menghasilkan dana tabungan dapat kita arahkan untuk mendapatkan penghasilan pasif. Dana yang terkumpul dari bunga deposito dan obligasi, dividen saham, equity surat berharga, laba penjualan emas simpanan dan valuta asing ditambah dengan dana tabungan 20% dan dana pengembangan 30% dibelikan produk investasi yang lebih banyak dan lebih besar sehingga asetnya menjadi banyak.</p> <p> </p> <p>Selain produk investasi, dana tabungan dan dana pengembangan dapat kita gunakan untuk membeli barang-barang atau alat-alat yang dapat disewakan, seperti rumah, tanah, mobil, peralatan elektronik, peralatan rumah tangga dan sebagainya. Kepemilikan barang-barang atau alat-alat yang akan disewakan dapat dilakukan secara kontan atau kredit, tergantung dari daya beli kita. </p> <p>Untuk membeli barang-barang atau alat-alat secara kredit harus dipertimbangkan perbandingan besar angsuran dan uang sewa yang didapat. Uang sewa yang didapat dari barang-barang yang dibeli secara kredit harus lebih besar dibandingkan dengan jumlah angsuran, sehingga menghasilkan uang masuk untuk biaya operasional barang-barang atau alat-alat tersebut dan sebagian menjadi tambahan aset.</p> <p> </p> <p>Penghasilan pasif juga dapat diperoleh dengan menciptakan suatu barang atau alat yang menghasilkan sewa atau royalti. Barang-barang dan alat-alat ciptaan lain dapat dibuat sesuai dengan keahlian masing-masing. Menulis buku misalnya, merupakan barang ciptaan yang mendatangkan royalti, disamping mendapatkan honor bagi penulisnya. Membuat alat permainan (games) bisa mendapatkan uang sewa atau jika dipatenkan kemudian digunakan oleh pihak lain bisa mendapatkan royalti. Ini sekedar contoh barang-barang dan alat-alat ciptaan yang mendatang penghasilan pasif yang dapat menambah aset bagi penciptanya.</p> <p> </p> <p>Penghasilan pasif lainnya dapat diperoleh melalui jalur bisnis atau tepatnya menjadi pemilik usaha. Bisnis yang mendatangkan penghasilan pasif adalah bisnis yang dijalankan oleh orang lain atau pihak lain yang terpercaya. Pihak-pihak yang dimaksud, misalnya suami atau isteri kita, orang tua atau mertua kitakakak, adik atau saudara kita, sahabat atau teman dekat kita. Menjadi pemilik usaha akan mendapatkan penghasilan pasif yang tidak mengganggu waktu kerjanya dan tidak harus meninggalkan pekerjaannya.</p> <p> </p> <p>Kegemaran untuk menambah sumber-sumber pemasukan akan menjadikan diri kita menjadi orang yang kaya. Kaya adalah kemampuan aset yang dihasilkan seseorang untuk memenuhi seluruh pengeluarannya. Kaya tidak sekedar menyangkut jumlah uang yang dimilikinya, namun lebih kepada kemampuan uang tersebut dalam memenuhi seluruh pengeluaran yang dibutuhkannya.</p> <p> </p> <p><strong>Memberikan proteksi terhadap penghasilannya</strong></p> <p> </p> <p>Untuk menjamin pemasukannya tetap mengalir ke kolom aset, kita harus mempunyai proteksi dalam bentuk asuransi. Asuransi jiwa dimiliki untuk menjamin agar penghasilan kita tetap mengalir ke kolom aset kendati kita sudah meninggal. Asuransi kesehatan menjamin pemasukan kita tidak digunakan untuk pengeluaran rawat jalan ataupun rawat inap ketika sakit kardena ada tanggungan dari pihak asuransi. Asuransi kerugian menjamin harta benda dari kerugian akibat terjadinya kecelakaan, tabrakan, atau kebakaran.</p> <p> </p> <p><span style="" lang="SV">Selain melakukan proteksi dalam bentuk asuransi, proteksi juga dapat dilakukan dengan melakukan berbagai investasi. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk deposito, obligasi, reksadana, koin emas, dan sebagainya. Investasi tersebut dapat menambah sumber-sumber pemasukan dalam bentuk bunga, dividen, gain, laba dan keuntungan lainnya, sehingga rasio pemasukan dengan pengeluaran menjadi 10 : 20 atau bahkan dapat lebih baik lagi.</span></p>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-54577118784828987202011-06-01T03:55:00.001-07:002011-06-01T04:26:57.861-07:00Menggali sumber-sumber pemasukan<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Langkah awal yang dapat dilakukan oleh seorang pekerja dan pekerja lepas dalam mencapai tujuan jangka pendek, menengah dan tujuan jangka panjang adalah menghasilkan pemasukan, terutama menggali sumber-sumber pemasukan. Bekerja adalah bukan untuk uang tetapi belajar dari perusahaan dalam menghasilkan uang atau mendapatkan pemasukan.</p> <br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlSPGZ5FqUgkzf8BUKPTzXLz1RCKaK5J05yGyOz39ZzkFBG2LIOw-k6YHscSmLuSAorzo9nDg_BNQAwN6KbGrFXs8482B8PfJcxYN4yKccrhD2l-UcsjC7VjqCBqh1JlWDIvDHJ8J2524/s1600/pemasukan+mulyo.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 139px; height: 136px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlSPGZ5FqUgkzf8BUKPTzXLz1RCKaK5J05yGyOz39ZzkFBG2LIOw-k6YHscSmLuSAorzo9nDg_BNQAwN6KbGrFXs8482B8PfJcxYN4yKccrhD2l-UcsjC7VjqCBqh1JlWDIvDHJ8J2524/s200/pemasukan+mulyo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613204994379372610" border="0" /></a><br /><strong><br />Belajar cara mendapatkan pemasukan dari sebuah perusahaan</strong> <p> </p> <p>Kegiatan perusahaan dalam menghasilkan pemasukan mengajarkan pada pekerja bahwa pihak yang paling banyak menikmati pemasukan adalah pihak perusahaan atau pemilik perusahaan. Seorang pekerja hanya mendapatkan uang yang sangat sedikit dalam bentuk gaji dan kompensasi dari perusahaan. Gaji dan kompensasi yang diperoleh seorang pekerja sudah disesuaikan dengan jasa yang diberikan, tidak akan lebih dari itu. Seorang pekerja lepas juga hanya menerima komisi sesuai jasa yang diberikan pada seseorang atau sebuah perusahaan yang menerima jasanya.</p> <p> </p> <p>Orang yang sukses secara finansial tidak bekerja untuk uang, tetapi belajar cara yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan uang. Dalam mendapatkan penghasilan, perusahaan menerima pemasukan dari kegiatan operasional, pembiayaan dan investasi. Pemasukan tersebut berasal dari penjualan barang atau jasa, piutang, surat berharga, penjualan aktiva tetap, dan sebagainya</p> <p> </p> <p>Sebuah perusahaan mendapatkan pemasukan bukan hanya dari keuntungan usaha atau laba penjualan barang/jasa saja, melainkan dari sumber-sumber pendapatan yang lain. Pendapatan yang dimaksud misalnya pendapatan bunga pinjaman, denda pinjaman, bunga obligasi, dividen saham, equity surat berharga, laba penjualan aktiva tetap, dan sebagainya. Kita hendaknya belajar dari perusahaan dan jangan hanya mengandalkan pemasukan dalam bentuk gaji atau komisi saja.</p> <p> </p> <p><strong>Mempunyai sumber pemasukan tambahan</strong></p> <p> </p> <p>Seorang pekerja dan pekerja lepas pada umumnya hanya mempunyai 1 pos pemasukan, terutama pemasukan dari gaji yang diterima dari perusahaan atau komisi yang diberikan oleh pengguna jasanya. Pemasukan tersebut biasanya diperlukan untuk memenuhi sekitar 20 pos pengeluaran, sehingga kemungkinan tidak semua pos pengeluaran dapat terbayar. <span style="" lang="FI">Dengan kata lain, rasio pemasukan dan pengeluaran kita pada umumnya adalah 1 : 20.</span></p> <p><span style="" lang="FI"> </span></p> <p><span style="" lang="FI">Oleh karena itu, kita perlu mempunyai sumber penghasilan tambahan yang dapat mengubah rasio pemasukan dan pengeluaran, misalnya menjadi 10 : 20. Upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan memperbanyak sumber-sumber pemasukan di luar gaji dan komisi dalam bentuk penghasilan tambahan, terutama penghasilan yang bersifat pasif (<em>passive income</em>). Penghasilan pasif adalah penghasilan atau pemasukan yang diperoleh secara terus menerus dan rutin tanpa harus bekerja.</span></p> <p><span style="" lang="FI"> </span></p> <p><span style="" lang="FI">Sumber-sumber penghasilan yang bersifat pasif dapat diperoleh dari bunga tabungan atau deposito, bunga obligasi, dividen saham, equity surat berharga, laba penjualan emas simpanan, selisih tukar simpanan valuta asing dan sebagainya. Penghasilan pasif juga dapat diperoleh dari uang sewa yang didapat dari barang-barang yang dimiliki, misalnya menyewakan rumah, kamar, tanah, mobil, peralatan elektronik, peralatan rumah tangga dan sebagainya.</span></p> <p><span style="" lang="FI"> </span></p> <p><span style="" lang="FI">Sebuah perusahaan menciptakan barang atau jasa untuk mendapatkan laba, kita pun dapat melakukan hal yang sama. Kita dapat menciptakan sebuah barang atau alat yang mendatangkan penghasilan secara pasif dalam bentuk sewa, royalti, dan sebagainya. Pendapatan pasif juga dapat diperoleh dari keuntungan bisnis yang diperoleh dalam kerja sama bisnis dengan seseorang yang terpercaya, atau keuntungan bisnis yang berasal dari usaha yang dijalankan oleh teman, sahabat atau keluarga yang terpercaya.</span></p> <p><span style="" lang="FI"> </span></p> <p><strong><span style="" lang="FI">Gemar menghimpun dana cadangan</span></strong><span style="" lang="FI"></span></p> <p><span style="" lang="FI"> </span></p> <p><span style="" lang="FI">Untuk memperbesar sumber-sumber pemasukan, terlebih dahulu kita harus membiasakan diri untuk menyisihkan sebagian penghasilannya sebagai dana tabungan. Dana tabungan diambil sesaat setelah memperoleh pemasukan dan jangan menunda setelah penghasilan tersebut digunakan untuk berbagai pengeluaran. Menunda menyisihkan sebagian penghasilan berarti menghilangkan peluang untuk mendapatkan dana tabungan karena biasanya tidak akan bersisa. Dana tabungan tersebut disimpan dalam rekening tersendiri dan jangan disatukan dengan rekening yang digunakan untuk pengeluaran sehari-hari agar jelas pertumbuhannya.</span></p> <p><span style="" lang="FI"> </span></p> <p>Jumlah penghasilan yang disisihkan setiap bulan tergantung tujuan yang akan diwujudkan. Kalau tujuan jangka pendeknya adalah mendapatkan dana cadangan sebesar 6 juta dalam waktu 1 tahun, maka setiap bulan kita harus menyisihkan penghasilan dimuka sebesar Rp 500.000,- selama 12 bulan. Kalau tujuan jangka panjangnya mendapatkan uang muka sebesar 30 juta untuk membeli sebuah rumah sewa, maka setiap bulan selama 5 tahun kita harus menyisihkan penghasilan sebesar Rp 500.000,-</p> <p> </p> <p>Sebelum dana tabungan diolah untuk mendapatkan sumber-sumber pemasukan tambahan, sebaiknya dana tabungan yang terkumpul diperuntukan sebagai dana cadangan. Jumlah dana cadangan yang kita imiliki disesuaikan dengan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pengeluaran beberapa bulan, misalnya selama 6 - 12 bulan. Rentang waktu 6 – 12 bulan merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan kembali setelah berhenti dari suatu pekerjaan dan mendapatkan pemasukan kembali.</p> <p> </p> <span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Seseorang yang mempunyai pengeluaran 1 juta per bulan hendaknya memiliki dana cadangan sebesar 6 – 12 juta dalam rekening tabungannya. Dana cadangan tersebut disimpan dalam bentuk kas di bank sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu membutuhkannya. Dana cadangan diperlukan sebagai proteksi terhadap segala kejadian yang tidak diinginkan, misalnya terhentinya pemasukan akibat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau tempat kerjanya mengalami kebangkrutan, menghadapi berkurangnya komisi akibat makin menurunnya order, dan sebagainya</span>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-17077214678342496712011-05-01T06:43:00.001-07:002011-06-01T04:25:40.292-07:00Menetapkan tujuan yang SMART<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFRVb7At8BTZ7jTd8qNXvf7SE2jlA5XAfa70jHZ2m3B4oe50OeYhwBqyOhyphenhyphenB7bqnUTWxcwUyk19H_jKOLX_nQK3oUFCPBlUfp82uWNW3KDTt7r8oagv5RaOztIhfKFfhAHUOaJS215BQA/s1600/target+mulyo.jpg"><br /></a><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Tujuan harus dirumuskan dengan benar, karena akan memudahkan seseorang dalam mewujudkannya. Tujuan harus dirumuskan dengan SMART sehingga memiliki indikator keberhasilan yang jelas dan mudah disosialisasikan. Apakah yang dimaksud dengan tujuan yang SMART?</p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFRVb7At8BTZ7jTd8qNXvf7SE2jlA5XAfa70jHZ2m3B4oe50OeYhwBqyOhyphenhyphenB7bqnUTWxcwUyk19H_jKOLX_nQK3oUFCPBlUfp82uWNW3KDTt7r8oagv5RaOztIhfKFfhAHUOaJS215BQA/s1600/target+mulyo.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 102px; height: 126px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFRVb7At8BTZ7jTd8qNXvf7SE2jlA5XAfa70jHZ2m3B4oe50OeYhwBqyOhyphenhyphenB7bqnUTWxcwUyk19H_jKOLX_nQK3oUFCPBlUfp82uWNW3KDTt7r8oagv5RaOztIhfKFfhAHUOaJS215BQA/s200/target+mulyo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613210830089301890" border="0" /></a><br /><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><b style="">Tujuan finansial</b></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><b style=""><br /></b></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Ketika seorang pekerja atau pekerja lepas sudah berhasil mengubah pola pikir dalam bekerja, maka mantapkanlah niat bahwa bekerja bukan semata-mata untuk mendapatkan uang namun bekerja adalah belajar cara menguasai uang. Sebelum jauh melangkah, alangkah lebih bijaksananya kalau kita tetapkan dulu tujuan kita ke depan, terutama tujuan finansial kita. Untuk membuat tujuan finansial yang tepat, maka ingatlah konsep SMART yang merupakan singkatan <em>specific, measurable, achieveable, realistic, timebound</em>.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Tujuan finansial yang spesifik (<em>specific</em>) artinya kita harus menetapkan tujuan yang fokus, jelas dan dirumuskan secara tertulis. Tujuan finansial yang specifik, misalnya begini : “Saya ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar Rp 5.000.000”. Kita jangan hanya mengatakan, ”Saya ingin mempunyai penghasilan pasif yang besar” karena ini adalah tujuan finansial yang terlalu umum dan tidak jelas. Penghasilan pasif adalah penghasilan yang diperoleh secara terus menerus tanpa keharusan untuk bekerja mendapatkan uang, karena uang yang dimilikinya telah ”bekerja” menghasilkan uang untuk pemiliknya.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Target finansial yang terukur (<em>measurable</em>) menyangkut kriteria keberhasilan dalam mencapainya, baik kuantitatif atau kualitatif. Tentukan kriteria keberhasilannya misalnya berapa jumlah penghasilan pasif yang anda inginkan atau berapa lama penghasilan tersebut akan diwujudkan. Tujuan finansial yang berbunyi, “Saya ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar Rp 5.000.000” mempunyai kriteria yang jelas karena menyangkut besaran rupiah. Tujuan tersebut akan semakin mudah mengukurnya kalau ditambahkan dengan besaran waktu, sehingga kalimatnya menjadi begini, “Saya ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar Rp 5.000.000 pada saat saya berumur 40 tahun”</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Tujuan finansial tersebut dapat dicapai (<em>achieveable</em>) karena kita mempunyai keyakinan untuk mencapainya. Kita mempunyai keyakinan dapat mencapai tujuan itu karena ada seseorang yang memiliki kemampuan setara dengan kita atau bahkan pendidikan dan pengalaman orang tersebut relatif lebih rendah dari kita telah mampu mencapainya.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Target finansial yang realistis (<em>realistic</em>) artinya target tersebut bersifat moderat, tidak terlalu sulit tapi juga tidak terlalu mudah bagi kita. Target yang terlalu sulit mustahil dapat mewujudkannya, sedangkan target yang terlalu mudah membuat kita tidak termotivasi untuk memperjuangkannya. Mendapatkan penghasilan pasif sebesar Rp 500.000 pada saat berumur 40 tahun adalah terlalu mudah, namun kalau ditetapkan sebesar Rp 500.000.000 juga tidak realistis karena terlalu sulit.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Target finansial juga perlu ditetapkan waktunya (<em>timebound</em>). Tujuan finansial yang berbunyi : “Saya ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar Rp 5.000.000 pada saat saya berumur 40 tahun” telah memenuhi persyaratan ini.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><b style=""><br /></b></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><b style="">Indikator keberhasilan </b></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Tujuan yang dirumuskan dengan SMART dengan sendirinya akan menghasilkan sebuah tujuan dengan indikator keberhasilan yang jelas. Tujuan yang dirumuskan dalam contoh tersebut di atas mempunyai indikator keberhasilan dalam bentuk besaran uang dan besaran waktu. Artinya, tujuan tersebut dapat dikatakan tercapai apabila berhasil mendapatkan penghasilan pasif sebesar Rp 5.000.000 pada saat berumur 40 tahun.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Tujuan di atas merupakan tujuan jangka panjang yang dapat dipersingkat dalam jangka waktu yang lebih dekat, misalnya 15 tahun, 10 tahun, atau 5 tahun. Untuk tujuan jangka waktu 5 tahun yang akan datang rumusan menjadi, ”Saya ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar Rp 1.000.000 dalam waktu 5 tahun”</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Selain merumuskan tujuan jangka panjang, perlu dibuat pula tujuan jangka pendek untuk kurun waktu 1 tahun. Tujuan jangka pendek atau tujuan tahun depan tersebut dapat dirumuskan, misalnya ”Saya ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar Rp 500.000 setahun yang akan datang” Untuk mereka yang memiliki utang, sebaiknya dibuatkan pula rumusan tujuan yang menyangkut penyelesaian utang-utangnya, misalnya ”Saya ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar Rp 200.000 dan mengurangi utang sebesar Rp 3.000.000 pada tahun yang akan datang”</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Tujuan yang dirumuskan dengan SMART dengan sendirinya akan menghasilkan sebuah tujuan dengan indikator keberhasilan yang jelas. Tujuan yang dirumuskan dalam contoh tersebut di atas mempunyai indikator keberhasilan dalam bentuk besaran uang dan besaran waktu. Tujuan jangka pendek dapat dikatakan tercapai apabila berhasil mendapatkan penghasilan pasif per bulan sebesar Rp 500.000 atau mendapatkan penghasilan pasif per bulan sebesar Rp 200.000 dan mengurangi utang sebesar Rp 3.000.000 pada tahun yang akan datang..</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Tujuan yang telah dirumuskan dengan SMART dan jelas indikator keberhasilannya tidak serta merta dapat diwujudkan dengan mudah. Tujuan tersebut harus disosialisasikan pada relasi dan orang-orang terdekat atau disosialisasikan pada pihak-pihak yang terkait secara langsung atau tak langsung dengan upaya pencapaian tujuan. Sosialisasi tersebut diperlukan agar para pihak tersebut dapat memberikan dukungan atau bantuan guna memperlancar pencapaian tujuan yang diharapkan.</p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-72496585612087096162011-05-01T06:42:00.006-07:002011-06-01T04:23:00.649-07:00Mengubah pola pikir<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9Dl8P7gwvwYl2JXsF7YFma6VlBeOsVVpKVAjm5w3bs9a-ca5faxEEXzmbd518zlc5Pv5wZ1xshsp6nn3T9NH3v_O4mExft8ULqs0u7UgsWixH9DeCoxJgCC-WPD2LzDsv40sOOReN4RA/s1600/kreasi.jpg"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </a><p class="MsoNormal">Bekerja untuk uang menjadikan seorang pekerja dan pekerja lepas tergantung pada uang dan merasa ketakutan kekurangan uang. Bekerja untuk uang membuat seseorang merasakan nikmatnya memiliki uang dan menjadikan dirinya seorang yang tamak. Pola pikir pekerja dan pekerja lepas yang bekerja untuk uang harus dirubah agar seorang pekerja dan pekerja lepas tidak menjadi budak uang dan dapat menjadi tuan uang.</p> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9Dl8P7gwvwYl2JXsF7YFma6VlBeOsVVpKVAjm5w3bs9a-ca5faxEEXzmbd518zlc5Pv5wZ1xshsp6nn3T9NH3v_O4mExft8ULqs0u7UgsWixH9DeCoxJgCC-WPD2LzDsv40sOOReN4RA/s1600/kreasi.jpg"><br /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1cdoUhGs5kDGU72UH2lTYRNPjQYQtS3TKNhwgNj34m5glew45Wl4y1nrRjMQNk1A17DDiDfQYBa45fpiWmlEtUbnzfOrTEGsjtdo3H2Sil1aPwnrYYzDZb6TSdQe1XlzczQFxdaIOOeU/s1600/mindset+mulyo.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 145px; height: 145px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1cdoUhGs5kDGU72UH2lTYRNPjQYQtS3TKNhwgNj34m5glew45Wl4y1nrRjMQNk1A17DDiDfQYBa45fpiWmlEtUbnzfOrTEGsjtdo3H2Sil1aPwnrYYzDZb6TSdQe1XlzczQFxdaIOOeU/s200/mindset+mulyo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610905332340581122" border="0" /></a><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV"><br /></span></b></p><p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Seorang pekerja tidak mempunyai keamanan finansial</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Seorang pekerja tidak akan mendapatkan keamanan finansial sebagaimana yang didambakannya. Penyebab utama seorang pekerja berada dalam keadaan seperti itu adalah karena motivasi bekerjanya semata-mata demi uang.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Seharusnya, seorang pekerja harus mempunyai niat agar bekerja untuk belajar bukan untuk mencari uang, karena setiap pekerja pasti akan menerima penghasilan. Bekerja tidak akan membuat pekerja banyak uang, karena uang yang diterima oleh pekerja sesuai dengan jasa yang diberikan oleh tempatnya bekerja. Diantara mereka bahkan banyak yang menerima pengahsilan kurang dari yang semestinya dan sedikit sekali yang menerima penghasilan di atas ketentuan perusahaan.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Bekerja tidak membuat seseorang menjadi kaya, karena uang yang kita terima dalam bentuk gaji dan tunjangan-tunjangan sudah dipotong dulu oleh berbagai hal. <span style="" lang="SV">Potongan yang pasti dialami oleh seorang pekerja adalah pajak penghasilan 15%. Potongan lainnya adalah potongan dana pensiun, potongan premi asuransi kesehatan, potongan iuran, potongan pinjaman, potongan karena mangkir kerja, dan entah potongan-potongan apa lagi.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Orang yang bekerja untuk uang akan terus menerus dihantui ketakutan, takut gajinya tidak cukup, takut gajinya berkurang, takut gajinya berhenti. Ketakutan semacam ini menyebabkan seseorang terikat dengan uang, takut tidak punya uang dan rela menjadi budak uang dan mau melakukan apa saja demi uang bahkan kalau perlu mendapatkannya dengan cara-cara yang batil. Orang yang mengaku tidak tertarik terhadap uang lebih buruk daripada orang yang terikat uang, karena dalam kenyataannya harus bekerja keras selama 8 jam sehari untuk mendapatkan uang</span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Pekerja lepas tidak mempunyai keamanan finansial</span></b></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Seorang pekerja lepas juga tidak akan mendapatkan keamanan finansial, karena motivasinya dalam bekerja adalah demi uang. Menjadi profesional, penjaja barang, penjual jasa atau menjadi pekerja lepas lainnya memungkinkan kita dapat memperoleh penghasilan yang besar, namun ini pun tidak dapat menjamin keamanan finansial bagi dirinya.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Seorang pekerja lepas seringkali mendapatkan penghasilan yang besar, namun hal ini tidak membuat dia menjadi kaya, karena ketika mendapatkan atau membelajakannya, uang kita masih mendapat potongan-potongan dalam bentuk pajak penghasilan, pajak pembelian, bunga, denda dan sebagainya. Ketika mendapat kenaikan penghasilan, harga-harga barang pun sudah lebih dahulu merangkak naik dengan kenaikan yang melebihi tingkat kenaikan penghasilan tersebut</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Penghasilan besar tidak membuat seorang pekerja lepas menjadi kaya, karena seiring dengan peningkatan penghasilannya akan semakin meningkat pula pengeluarannya. Seorang pekerja lepas yang semakin meningkat penghasilan akan menganggap wajar kalau ingin berbuat lebih baik, lebih nyaman, kalau perlu menggunakan utang untuk memenuhinya. Kalau sudah terterjebak utang, orang harus semakin bekerja keras, semakin terpacu mengejar uang karena merasakan nikmatnya mempunyai banyak uang.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Orang yang merasakan nikmatnya banyak uang akan menjadi tamak dan menginginkan semakin banyak memiliki uang. Untuk mendapatkan uang lebih banyak seseorang rela melakukan apa pun, rela bekerja lebih keras, semakin keras bahkan dengan cara-cara yang semakin tidak mengindahkan nilai-nilai kebenaran.</span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="" lang="SV">Seorang pekerja dan pekerja lepas harus<span style=""> </span>mengubah pola pikir</span></b></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Kenyataan-kenyataan di atas mengharuskan kita untuk mengubah pola pikir yang dimiliki oleh kebanyakan para pekerja dan pekerja lepas. Kita jangan bekerja semata-mata untuk untuk mendapatkan uang sehingga menjadi terikat terhadap uang atau tamak akan uang, tetapi bekerjalah untuk belajar cara menguasai uang. Belajar cara menguasai uang akan membebaskan kita dari rasa takut dan tamak akan uang, tidak menjadi budak uang bahkan bisa menjadi tuan atas uang yang dimilikinya. Pola pikir seperti itu bukan saja membebaskan pekerja dan pekerja lepas dari ketakutan dan ketamakan akan uang, tetapi bisa mencapai keamanan finansial sebagaimana yang didambakan. </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Banyak hal yang dapat dipelajari oleh seorang pekerja dan pekerja lepas dari sebuah perusahaan agar bisa menguasai uang dan menjadi tuan uang atau mewujudkan keamanan finansial. </span>Bekerja adalah untuk belajar dengan mempelajari cara-cara yang dilakukan oleh perusahaan dan orang-orang sukses dalam menghasilkan pemasukan, mengatur pengeluaran, mengelola utang (liabilitas) dan membesarkan harta (aset) yang dimilikinya.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Pembelajaran tersebut bukan tidak mungkin akan mampu mengantarkan seorang pekerja dan pekerja lepas mendapatkan kebebasan finansial (<em>financial freedom</em>) dengan pendapatan yang berasal dari penghasilanpasif (<em>pasif income</em>). Penghasilan pasif adalah penghasilan yang diperoleh secara terus menerus tanpa keharusan untuk bekerja mendapatkan uang, karena uang yang dimilikinya telah ”bekerja” menghasilkan uang untuk pemiliknya.</p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9Dl8P7gwvwYl2JXsF7YFma6VlBeOsVVpKVAjm5w3bs9a-ca5faxEEXzmbd518zlc5Pv5wZ1xshsp6nn3T9NH3v_O4mExft8ULqs0u7UgsWixH9DeCoxJgCC-WPD2LzDsv40sOOReN4RA/s1600/kreasi.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 133px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9Dl8P7gwvwYl2JXsF7YFma6VlBeOsVVpKVAjm5w3bs9a-ca5faxEEXzmbd518zlc5Pv5wZ1xshsp6nn3T9NH3v_O4mExft8ULqs0u7UgsWixH9DeCoxJgCC-WPD2LzDsv40sOOReN4RA/s200/kreasi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610905561894126514" border="0" /></a>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-44842725951546388592011-05-01T06:42:00.005-07:002011-06-01T04:22:24.292-07:00Keamanan finansial pekerja lepas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTR12z2-jYYmTn0ozEQdstSITTrxJZb2ETjdOlMwfQHI1WljGNxZh5OtsuYH2VCUxnBzeinyNWEcJxKd3OahjaoXVg7cmKwN-AXeX5zoM1Sougjh20IDRhAhPp7fmZfQWTVLlRaK9Sbv8/s1600/tamak+mulyo.jpg"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </a><p class="MsoNormal">Menjadi seorang profesional, misalnya menjadi dokter, fisioterapis, akuntan, konsultan hukum,dan sebagainya adalah menjadi pekerja lepas. Seorang penjaja barang, penjual jasa, pedagang, pemilik toko, warung, perantara dan orang-orang yang mengandalkan keahliannya untuk mandiri serta bekerja untuk diri sendiri adalah seorang pekerja lepas. Amankah keadaan finansial para pekerja lepas?</p> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTR12z2-jYYmTn0ozEQdstSITTrxJZb2ETjdOlMwfQHI1WljGNxZh5OtsuYH2VCUxnBzeinyNWEcJxKd3OahjaoXVg7cmKwN-AXeX5zoM1Sougjh20IDRhAhPp7fmZfQWTVLlRaK9Sbv8/s1600/tamak+mulyo.jpg"><br /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrw4Y9A2yShJ0HycFFHnWMhxhJhC6C77O72R3424nrje1ncKuqg3onazu5ES-VI2Y_CYfoLU1V0jn7uG1fyNITA8GHVrM2GHefmFck97LB2EXRsoRvosQZrukDoBiV2uHLKRutXRWxBhE/s1600/profesional+mulyo.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 85px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrw4Y9A2yShJ0HycFFHnWMhxhJhC6C77O72R3424nrje1ncKuqg3onazu5ES-VI2Y_CYfoLU1V0jn7uG1fyNITA8GHVrM2GHefmFck97LB2EXRsoRvosQZrukDoBiV2uHLKRutXRWxBhE/s200/profesional+mulyo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610898500643873378" border="0" /></a><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><br /></strong></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong>Bekerja tidak membuat seseorang menjadi kaya</strong></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><br /></strong></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Bagi kita yang tidak mau bekerja di kantor pemerintah, perusahaan swasta atau bekerja pada seorang majikan, pilihannya adalah menjadi seorang pekerja lepas <em>(self employed</em>). Seorang pekerja lepas adalah orang yang bekerja untuk dirinya sendiri atau menjadi <em>boss</em> bagi diri sendiri. Seorang profesional (dokter, fisioterafis, pengacara, konsultan, dsb), pedagang, penjual barang, penjual jasa, konsultan, perantara dan sebagainya adalah pekerja lepas.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Kalau kita ahli pada suatu bidang, misalnya ahli di bidang akuntansi, biasanya kita akan diminta jasanya untuk menangani pekerjaan akuntansi di suatu tempat di luar tempat kerjanya. Mungkin di waktu yang lain, kita sendiri yang akan menawarkan jasa kepada pihak lain demi mendapatkan penghasilan. Pada tahap ini, kita telah memposisikan dirinya sebagai seorang pekerja lepas <em>(self employed</em>).</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Sebagai seorang pekerja, kita juga dapat melakukan pekerjaan sambilan dengan menjajakan sebuah barang atau menawarkan sebuah jasa di sela-sela pekerjaan kita. Aktivitas seperti ini bisa jadi niatnya adalah untuk mendapatkan penghasilan sebagai pekerja sekaligus sebagai pekerja lepas. Mungkin saja setelah merasakan nikmatnya mendapat penghasilan dengan menjajakan barang, menjual jasa, atau merasa sudah waktunya untuk melepas kedudukannya sebagai pekerja dan kita akan sepenuhnya beralih menjadi pekerja lepas.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Seorang pekerja lepas akan bekerja untuk diri sendiri dan biasanya berusaha mendapatkan penghasilan dari seseorang, kantor pemerintahan atau perusahaan yang mendatangkan penghasilan besar bagi dirinya. Dia melakukan pekerjaan mandiri ataupun berhubungan dengan pihak lain adalah dalam rangka menjual produk atau menjual sebuah jasa.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Kita bisa saja mempunyai niat menjadi pekerja lepas tanpa terlebih dahulu melalui proses sebagai seorang pekerja. Untuk itu, biasanya kita akan memilih program pendidikan yang lulusannya dapat bekerja secara mandiri, seperti program studi kedokteran, fisioterapi, ilmu hukum, ilmu computer dan sebagainya. Dengan bekerja sebagai seorang profesional, menjadi dokter, fisioterafis, konsultan hukum, ahli reparasi komputer, dan sebagainya diharapkan dapat mencapai keamanan finansial.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Ada juga orang yang sejak semula berniat menjadi pemilik usaha, namun apa yang dilakukan sama dengan apa yang dilakukan pekerja lepas, yakni menjajakan suatu barang atau menjual jasa kepada seseorang, kantor pemerintahan atau perusahaan. Pada saat merintis usaha, kita mungkin akan bekerja di perusahaan kita sendiri, menjadi pemilik usaha sekaligus menjadi pekerjanya, namun perilakuknya tidak lebih seperti pekerja lepas yang niatnya sekedar untuk mencapai keamanan finansial.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><br /></strong></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong>Bekerja untuk uang menciptakan ketamakan</strong></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Sebagai seorang pekerja lepas (<em>self employed</em>), kita juga sangat mengandalkan waktu dan tenaga untuk mendapatkan penghasilan. Ada waktu maka ada penghasilan. Penghasilan yang diperoleh sering berjumlah besar, tetapi tidak rutin bahkan kadang-kadang tidak mendapatkan penghasilan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam kondisi seperti ini, maka seorang pekerja lepas sangat mengandalkan perolehannya yang besar di waktu yang lalu.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Ketika usia sudah menanjak dan kemampuannya semakin menurun, penghasilan seorang pekerja lepas pun semakin menurun pula. Ada usaha maka ada penghasilan. Ketika berhenti bekerja, seorang pekerja lepas tidak akan mendapatkan penghasilan lagi dan tidak menerima pensiun sebagaimana yang diperoleh seorang pekerja.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Seorang pekerja lepas mungkin berusaha melakukan pekerjaannya sebaik-sebaiknya untuk mendapatkan penghasilan yang sebesar-besarnya ketika mempunyai kesempatan. Mereka tidak menyadari bahwa, seiring dengan meningkatnya penghasilan yang diperoleh, biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut juga meningkat.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Penghasilan yang besar tidak membuat seseorang menjadi kaya, karena ketika mendapatkannya masih dikenai berbagai pajak, demikian pula ketika uang itu dibelanjakan. Ketika dibelanjakan uang kita masih mendapat potongan-potongan lagi dalam bentuk pajak pembelian, bunga, denda dan sebagainya. Ketika mendapat kenaikan penghasilan, harga-harga barang pun sudah lebih dahulu merangkak naik dengan kenaikan yang melebihi tingkat kenaikan penghasilan tersebut</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Seorang pekerja lepas yang sudah meningkat penghasilannya dan mendapatkan penghasilan yang besar biasanya akan berusaha memperbaiki keadaan dengan memiliki rumah yang lebih besar atau kendaraan yang lebih mewah. Tindakan ini bisa mengakibatkan keinginannya untuk memiliki uang semakin meningkat, karena merasakan nikmatnya banyak memiliki uang.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Orang yang merasakan nikmatnya banyak uang akan menjadi tamak dan menginginkan semakin banyak memiliki uang akan rela melakukan pekerjaan apapun demi mendapatkan uang lebih banyak lagi. Dia rela bekerja lebih keras dan semakin keras, bahkan bekerja dengan cara-cara yang semakin tidak mengindahkan nilai-nilai kebenaran.</p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTR12z2-jYYmTn0ozEQdstSITTrxJZb2ETjdOlMwfQHI1WljGNxZh5OtsuYH2VCUxnBzeinyNWEcJxKd3OahjaoXVg7cmKwN-AXeX5zoM1Sougjh20IDRhAhPp7fmZfQWTVLlRaK9Sbv8/s1600/tamak+mulyo.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 121px; height: 115px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTR12z2-jYYmTn0ozEQdstSITTrxJZb2ETjdOlMwfQHI1WljGNxZh5OtsuYH2VCUxnBzeinyNWEcJxKd3OahjaoXVg7cmKwN-AXeX5zoM1Sougjh20IDRhAhPp7fmZfQWTVLlRaK9Sbv8/s200/tamak+mulyo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610898593850028514" border="0" /></a><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-58774176961245454342011-05-01T06:42:00.003-07:002011-06-01T04:21:43.645-07:00Keamanan finansial seorang pekerja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibdUmgFdRDhwPGgNK9IrGZ7DpgtXh346BdgNrYtvvtZgVLF-NMwYEyF8qk-VV9_jWeZ8OdhizAXpIB2WxGLnKnoNJn472ecbHaA8VF6KWkVoPs3-wtX-SHQ1i3KXPINh5JeoFFison6vc/s1600/takut+mulyo.JPG"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </a><p class="MsoNormal"><span style="" lang="ES">Orang yang bekerja untuk uang akan terus menerus dihantui ketakutan, takut gajinya tidak cukup, takut gajinya berkurang, takut gajinya berhenti. Orang yang bekerja untuk uang akan merasakan nikmatnya banyak uang akan menjadi tamak, menginginkan semakin banyak memiliki uang dan rela melakukan apa pun untuk mendapatkannya.</span></p> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibdUmgFdRDhwPGgNK9IrGZ7DpgtXh346BdgNrYtvvtZgVLF-NMwYEyF8qk-VV9_jWeZ8OdhizAXpIB2WxGLnKnoNJn472ecbHaA8VF6KWkVoPs3-wtX-SHQ1i3KXPINh5JeoFFison6vc/s1600/takut+mulyo.JPG"><br /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOmu99EP3MCQ7LpaiLKr3bnnHO_N2uihSKuNVLsKlit_5GKWMewSzYMFkCFgVGSgpSyg_MqU-AfrxsrKHqEwSeC1mgWA2FSWau9YZB-Vcx0KdZFJCcR7lTy55oSd97Y_3W0H1G8LgxYak/s1600/karyawan+mulyo.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 173px; height: 129px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOmu99EP3MCQ7LpaiLKr3bnnHO_N2uihSKuNVLsKlit_5GKWMewSzYMFkCFgVGSgpSyg_MqU-AfrxsrKHqEwSeC1mgWA2FSWau9YZB-Vcx0KdZFJCcR7lTy55oSd97Y_3W0H1G8LgxYak/s200/karyawan+mulyo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610897657548295650" border="0" /></a><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><span style="" lang="ES"><br /></span></strong></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><span style="" lang="ES"><br /></span></strong></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><span style="" lang="ES">Bekerja adalah untuk belajar</span></strong><span style="" lang="ES"></span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="ES"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="ES"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="ES">Motivasi untuk mendapatkan rasa aman merupakan motivasi yang dominan pada setiap manusia, termasuk keamanan finansial. Untuk mencapai keamanan finansial, kita berusaha mendapatkan penghasilan dengan menjadi seorang pekerja (<em>employee</em>)</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI">Menjadi seorang pekerja artinya bekerja pada pihak lain. Bekerja di kantor pemerintahan sebagai pegawai negeri bagi sebagian orang adalah prioritas untuk mendapatkan penghasilan yang aman. Perusahaan swasta, terutama perusahaan yang bonafid, juga menjadi tujuan utama kita yang ingin menjadi seorang pekerja. Ada juga orang yang berusaha mendapatkan penghasilan dengan bekerja pada perorangan atau mencari penghasilan dari seorang majikan</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI">Mencari penghasilan sebagai seorang pekerja pada umumnya didasari niat untuk mencapai keamanan finansial dengan mencari uang sebanyak-banyaknya. Para pekerja tidak menyadari bahwa uang yang diterima oleh seorang pekerja sudah disesuaikan dengan jasa yang diberikannya. Banyak pekerja yang menerima kurang dari yang semestinya dan sedikit sekali yang mendapatkan imbalan di atas ketentuan.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI">Para pekerja tidak menyadari bahwa uang yang diterima dalam bentuk gaji dan tunjangan-tunjangan sudah dipotong dulu oleh berbagai hal. Pastinya adalah potogan pajak penghasilan sebesar 15%, lalu potongan dana pensiun, potongan premi asuransi kesehatan, potongan iuran koperasi, potongan pinjaman, potongan karena mangkir kerja dan sebagainya.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI">Seorang pekerja akan bekerja keras untuk mendapat penghasilan dan menopang kebutuhan-kebutuhan hidup. Tidak jarang, sebagai seorang pekerja juga berusaha mencari pekerjaan sambilan atau pekerjaan kedua sebagai pekerja paruh waktu (<em>part time</em>) di tempat lain untuk menambah penghasilan. Mereka melakukannya demi untuk mencapai keamanan finansial.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI">Seorang pekerja berusaha melakukan pekerjaannya sebaik-sebaiknya sehingga menjadi pekerja yang berprestasi dan kariernya dapat terus menanjak. Mereka mengejar penghasilan yang besar dengan mengejar karier. Mereka tidak menyadari bahwa, seiring dengan meningkatnya penghasilan, meningkat pula pengeluarannya, baik untuk ongkos mendapatkan penghasilan tersebut ataupun untuk memperbaiki keadaan.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><span style="" lang="FI"><br /></span></strong></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><span style="" lang="FI">Bekerja untuk uang menciptakan ketakutan</span></strong></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI">Seorang pekerja yang sudah meningkat penghasilannya menganggap wajar jika ingin membuat keadaan menjadi lebih baik dan lebih nyaman. Tindakan ini bisa mengakibatkan meningkatnya jumlah pengeluaran dan mudah terjebak dalam pesona utang dan kalau sudah terjebak utang, orang semakin terikat dengan uang.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI">Sebagai seorang pekerja, kita sangat mengandalkan waktu dan tenaga yang kita miliki untuk mendapatkan penghasilan. Jika kita sakit dalam waktu yang relatif lama atau kita telah memasuki masa pensiun, maka waktu dan tenaga yang kita berikan untuk bekerja juga berkurang dan penghasilan kita dengan sendirinya tentu akan berkurang pula. Kita mungkin tidak akan mendapatkan penghasilan lagi ketika terkena PHK atau tempat kerja kita mengalami kebangkrutan.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI">Mungkin kita merasa yakin dapat menghadapi semua itu dengan uang simpanan yang diperoleh selama ini. Untuk berapa lama kita dapat bertahan dengan uang simpanan? Pada suatu saat uang simpanan kita akan semakin berkurang dan akhirnya akan habis. Berkurang dan habis bukan hanya karena digunakan, tapi karena nilai uang yang disimpan juga semakin menurun akibat tingkat inflasi yang lebih besar dibanding dengan bunga simpanan yang diperoleh. Semakin jelas sekarang, bahwa menjadi pekerja kita tidak dapat mencapai keamanan finansial seperti yang didambakan.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Penyebab utama seorang pekerja dalam kondisi yang tidak aman secara finansial adalah karena motivasi bekerjanya semata-mata demi uang. Orang yang motivasi bekerjanya demi uang justru akan memperoleh rasa takut. Orang yang bekerja demi uang akan terikat dengan uang, menjadi takut tidak punya uang dan rela menjadi budak uang. Orang yang bekerja demi uang akan dihantui ketakutan, takut gajinya tidak cukup, takut penghasilannya berkurang, takut pendapatannya terhenti, dan bentuk-bentuk ketakutan lainnya.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Ketakutan yang diakibatkan oleh ketergantungannya terhadap uang akan menjadikan dirinya mau melakukan apa saja demi mendapatkan uang, bahkan kalau perlu mendapatkannya dengan cara-cara yang batil. Orang yang menyatakan bahwa dirinya tidak tertarik dengan uang lebih buruk daripada orang yang terikat dengan uang. Orang yang demikian itu, dalam kenyataannya harus bekerja keras selama 8 jam sehari bahkan lebih untuk sekedar mendapatkan uang.</p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibdUmgFdRDhwPGgNK9IrGZ7DpgtXh346BdgNrYtvvtZgVLF-NMwYEyF8qk-VV9_jWeZ8OdhizAXpIB2WxGLnKnoNJn472ecbHaA8VF6KWkVoPs3-wtX-SHQ1i3KXPINh5JeoFFison6vc/s1600/takut+mulyo.JPG"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 111px; height: 110px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibdUmgFdRDhwPGgNK9IrGZ7DpgtXh346BdgNrYtvvtZgVLF-NMwYEyF8qk-VV9_jWeZ8OdhizAXpIB2WxGLnKnoNJn472ecbHaA8VF6KWkVoPs3-wtX-SHQ1i3KXPINh5JeoFFison6vc/s200/takut+mulyo.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610898001344960306" border="0" /></a><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-45661840486962139672011-05-01T06:42:00.001-07:002011-06-18T07:09:28.135-07:00Motivasi mendapatkan penghasilan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-jTTempf5ISc/Td3oQqvpsbI/AAAAAAAAAIo/5tGAbWeiqx8/s1600/motivasi%2Bmulyo.JPG"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </a><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="IT">Pada umumnya seseorang akan berusaha mendapatkan rasa aman dalam hal finansial dengan berusaha mendapatkan penghasilan. Menjadi pekerja, pekerja lepas, pemilik usaha atau investor adalah pilihan-pilihan yang dapat diambil untuk mendapatkan penghasilan.</span></p> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-jTTempf5ISc/Td3oQqvpsbI/AAAAAAAAAIo/5tGAbWeiqx8/s1600/motivasi%2Bmulyo.JPG"><br /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxwjzro7rWq0hGI29WrwFG2SVkCv_k51Mlxl1Xl8rilVJ8Q2z1m3MXaksRAHK1suIU9UFTPv7F1fqvN9_0-AFIe2RUJYjkNBNxQk-ZfmRVFF1D-GYeQnzjJzcnmijKiuArPlWwnTGMjek/s1600/motivasi+maslow+-+mulyo.JPG"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 134px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxwjzro7rWq0hGI29WrwFG2SVkCv_k51Mlxl1Xl8rilVJ8Q2z1m3MXaksRAHK1suIU9UFTPv7F1fqvN9_0-AFIe2RUJYjkNBNxQk-ZfmRVFF1D-GYeQnzjJzcnmijKiuArPlWwnTGMjek/s200/motivasi+maslow+-+mulyo.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610895674369253266" border="0" /></a><br /><span style="" lang="IT"></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><span style="" lang="IT">Pengertian dan jenis motivasi</span></strong><span style="" lang="IT"></span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="IT"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="IT"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="IT">Segala perbuatan yang kita lakukan ditentukan oleh niat, agama pun mengajarkan bahwa segala sesuatu tergantung niatnya. Niat dapat diartikan sebagai motivasi, yakni keadaan dalam diri kita yang menyebabkan kita bertingkah laku tertentu untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Motivasi merupakan gabungan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) yang mengarahkan kita untuk bertingkah laku tertentu, termasuk dalam belajar dan berbisnis</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="IT"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="IT"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="IT">Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang menyebabkan seseorang bertingkah laku untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, motivasi berbentuk niat untuk melakukan sesuatu, alasan untuk mencapai tujuan, dan dasar pemikiran untuk melakukan sesuatu. Salah satu pendapat yang sangat populer untuk mengetahui bentuk-bentuk motivasi adalah :</span></p> <ol><li><span style="" lang="IT"><span style=""><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span style="" lang="IT">Motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis (<em>physiological needs</em>), yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan.</span></li><li><span style="" lang="IT"><span style=""><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span style="" lang="IT">Motivasi untuk mendapatkan rasa aman (<em>safety needs</em>), yaitu mendapatkan keamanan jiwa dan raga, termasuk keamanan dalam memenuhi kebutuhan fisiologisnya</span></li><li><span style="" lang="IT"><span style=""><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span style="" lang="IT">Motivasi untuk memenuhi kebutuhan sosial (<em>social needs</em>), yaitu kebutuhan untuk turut serta dalam kelompoknya, bergaul dan diterima orang lain.</span></li><li><span style="" lang="IT"><span style=""><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span style="" lang="IT">Motivasi untuk memenuhi kebutuhan penghargaan (<em>esteem needs</em>), yakni kebutuhan untuk mendapatkan <em>prestise</em>, pujian, atau pengakuan dari orang lain.</span></li><li><span style="" lang="IT"><span style=""><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span><span style="" lang="IT">Motivasi untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri (<em>self actualization needs</em>), yakni kebutuhan untuk merealisasikan keinginan, dan kemampuannya.</span></li></ol> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Motivasi yang kita miliki tersusun secara bertingkat membentuk sebuah piramida kebutuhan. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling mendasar, kemudian disusul kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, yakni kebutuhan rasa aman, sosial, penghargaan dan yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV">Setelah kebutuhan satu terpenuhi akan menyusul kebutuhan berikutnya yang menuntut untuk segera dipenuhi, demikian seterusnya menuju tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan yang telah terpenuhi akan berkurang daya dorongnya dan membutuhkan daya dorong lain berupa kebutuhan yang lebih tinggi, namun demikian ada motivasi yang paling dominan pada setiap manusia, yakni motivasi mendapatkan rasa aman.</span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><br /></strong></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong>Keamanan finansial</strong></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Motivasi untuk mendapatkan rasa aman merupakan motivasi yang dominan pada setiap manusia, termasuk rasa aman dalam hal finansial atau kebutuhan untuk mendapatkan keamanan finansial. Untuk mencapai keamanan finansial, kita berusaha mendapatkan penghasilan dengan cara :</p> <ol><li><span style=""><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Menjadi pekerja (<em>employee</em>), yaitu seseorang yang bekerja pada seseorang (majikan), kantor pemerintahan, atau sebuah perusahaan.</li><li><span style=""><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Menjadi pekerja lepas <em>(self employed</em>) yang menjadi boss bagi dirinya sendiri, seperti seorang profesional (dokter, pengacara, konsultan, dsb) atau pekerja lepas lainnya yang menjajakan suatu barang atau menjual jasa kepada pihak lain.</li><li><span style=""><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Menjadi pemilik usaha (<em>business owner</em>), yaitu seseorang yang menciptakan sebuah usaha, mempekerjakan orang untuk bekerja dan mengendalikan sistem usaha yang diciptakannya itu.</li><li><span style=""><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span>Menjadi investor (<em>investors</em>) yang menghasilkan uang dengan menanamkan sejumlah aset untuk mendapatkan penghasilan di masa yang akan dating, misalnya dengan menabung atau mendepositokan uang, membeli saham atau valas, membeli barang-barang yang disewakan, dan sebagainya.</li></ol> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="ES"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="ES">Menjadi apa pun diri kita, cara mana pun yang dipilih, salah satu cara atau gabungan beberapa cara, kita harus melakukannya dengan motivasi tertentu. Motivasi yang kita miliki dalam mencari penghasilan umumnya mencari uang atau untung sebanyak-banyaknya agar tercapai keamanan finansialnya.<br /></span></p><span style="" lang="ES"><br />Saya mempunyai motivasi mendapatkan penghasilan dengan menjadi dosen di sebuah universitas (menjadi <em>employed</em>) kemudian menjadi intruktur sesuai permintaan dari luar (menjadi <em>self employed</em>). Saat ini saya berusaha meningkatkan motivasi saya untuk mendapatkan kebebasan finansial (<em>financial freedom</em>) melalui penghasilan pasif (<i style="">passive income</i>) dengan merintis menjadi pemilik usaha dan investor. </span><br /><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><a href="http://3.bp.blogspot.com/-jTTempf5ISc/Td3oQqvpsbI/AAAAAAAAAIo/5tGAbWeiqx8/s1600/motivasi%2Bmulyo.JPG"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 100px; height: 119px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-jTTempf5ISc/Td3oQqvpsbI/AAAAAAAAAIo/5tGAbWeiqx8/s200/motivasi%2Bmulyo.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610896083823210930" border="0" /></a><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="ES"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="ES"><br /></span></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="ES"><br /></span></p>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8529470147971292854.post-26737912980228081502010-05-01T01:56:00.001-07:002011-06-01T04:57:32.571-07:00Meraih penghasilan pasif (passive income)<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0pt 5.4pt 0pt 5.4pt; mso-para-margin:0pt; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Saya ingin meraih kebebasan finansial <em></em>sebelum menginjak usia 60 tahun dengan memiliki penghasilan pasif (<em>passive income</em>). Penghasilan pasif adalah penghasilan yang diperoleh secara terus menerus tanpa keharusan untuk bekerja mendapatkan uang, karena uang yang saya miliki telah ”bekerja” menghasilkan uang untuk saya.</p><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK8v5VK4Kl6Qsq7e8hYy_qXFLZv3asepiYFPJiLY6MDE5LDJL_cw4Pu1PH_tWmkN4UmUN_XBBST3E4DZZdc4r25svHfpNSb-_IVKJv9FftUZd-AV1H0L_qlT3xQkF3Z4D1xDiZEBTBdqQ/s1600/passive+income+mulyo.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 118px; height: 113px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK8v5VK4Kl6Qsq7e8hYy_qXFLZv3asepiYFPJiLY6MDE5LDJL_cw4Pu1PH_tWmkN4UmUN_XBBST3E4DZZdc4r25svHfpNSb-_IVKJv9FftUZd-AV1H0L_qlT3xQkF3Z4D1xDiZEBTBdqQ/s200/passive+income+mulyo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610904309051134514" border="0" /></a><br /><br /><strong>Belajar sambil berbisnis<br /><br /></strong> <p class="MsoNormal"> </p> <p class="MsoNormal">Sewaktu duduk di bangku SMA, saya mulai berkenalan dengan dunia bisnis namun cara berbisnis saya seperti perilaku seorang pekerja lepas (<span style="font-style: italic;">self employed</span>). Saya menjajakan barang dagangan berupa kebutuhan hidup sehari-hari di toko kelontong milik orang tua. Barang yang dijual adalah sabun, sikat gigi, odol, parfum, obat, gula, kopi, teh, susu, dan sebagainya. Motivasi saya waktu itu adalah mengumpulkan tabungan untuk biaya kuliah di perguruan tinggi.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Setelah kuliah di perguruan tinggi, kebiasaan saya berbisnis terus tumbuh. Awalnya, saya mengambil program studi politik karena saya berniat menjadi politisi.Keadaan tahun 80-an kondisi politik sangat panas dengan banyaknya intimidasi bahkan kekerasan yang dilakukan rezim Soeharto terhadap mahasiswa dan membuat saya mengubah niat menjadi seorang pendidik.</p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Selama masa kuliah, saya berbisnis dengan cara menjajakan barang-barang cetakan, souvenir dan assesories kepada konsumen secara langsung. Di lain waktu, saya juga menawarkan jasa untuk mengerjakan proyek-proyek yang ditawarkan oleh teman-teman dan dosen untuk menambah penghasilan. Motivasi saya berbisnis adalah mencari penghasilan untuk menambah kiriman orang tua, sehingga mencukupi kebutuhan sehari-hari dan bisa membayar biaya kuliah.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><span style="" lang="FI"><br /></span></strong></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><span style="" lang="FI">Menjadi pekerja dan pekerja lepas</span></strong></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Setelah lulus dari perguruan tinggi, tempat pertama yang saya incar sebagai lahan pengabdian adalah lembaga pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Motivasi saya adalah mencari pekerjaan. Awalnya, saya diminta oleh Profesor Tilaar untuk menjadi dosen di almamater saya, salah satu PTN di Jakarta, karena saya menjadi lulusan terbaik. Pada waktu itu ada kebijakan <span style="font-style: italic;">zero growth</span> yang mengharuskan saya menunggu hingga ada dosen yang pensiun dahulu untuk bisa masuk sebagai dosen PTN dan saya tidak sabar menunggu. Nasib akhirnya membawa saya menjadi dosen juga di salah satu universitas swasta di Jakarta, menjadi seorang pekerja (<span style="font-style: italic;">employee</span>)</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Sebelum menjadi dosen, jabatan saya adalah Asisten Direktur salah satu program pendidikan di sebuah institut dengan gaji yang sangat tidak memuaskan. Saya tidak menyadari bahwa menjadi seorang pekerja memang tidak dapat mengharapkan kepuasan dari gaji yang diterima. Jumlah gaji seorang pekerja sudah ditentukan oleh pimpinan atau pemilik usaha, bahkan karena pada waktu itu lembaga tempat saya kerja belum mempunyai sistem penggajian yang bagus, akibatnya gaji yang saya terima sangat kecil dibandingkan dengan teman-teman se kantor yang jenjangnya relatif sama.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Untuk menambah penghasilan, saya mengajukan permohonan untuk menjadi pengajar di lembaga pendidikan tempat saya bekerja. Saya mencoba merintis karier di lembaga pendidikan dengan menduduki berbagai jabatan yang tersedia. Setelah lembaga pendidikan tempat saya bekerja dikembangkan menjadi Akademi dan Universitas, saya diangkat sebagai Pembantu Direktur Bidang Administrasi dan Keuangan di Akademi tersebut. Perkembangan selanjutnya adalah, ketika dibentuk sebuah fakultas kesehatan, saya juga diangkat sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, demikian pula ketika dibentuk fakultas kesehatan lainnya, saya merangkap jabatan di kedua fakultas kesehatan tersebut.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Di bidang akademik, selain menjadi dosen di Akademi dan Universitas, saya juga pernah diangkat sebagai Ketua Peminatan dan Sekretaris Jurusan. Di bidang kemahasiswaan, saya mempunyai pengalaman sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Rohani Islam dan UKM Korps Sukarela PMI.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Dalam merintis dan menapaki jalur karier, saya mendapat banyak pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga, namun dari sisi finansial saya tidak mendapatkan hasil yang cukup berarti. Rumah yang saya tempati belum lunas, mobil yang saya pakai berasal dari hutang dan perabot-perabot lain yang saya miliki juga tidak seberapa.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Untuk mencapai keamanan finansial, saya mencari tambahan penghasilan dengan menyewakan mobil yang saya miliki, menjadi perantara dalam jual beli rumah dan menjadi instruktur dalam pelatihan-pelatihan manajemen. Sampai tahap ini, saya masih memposisikan diri saya sebagai karyawan dan dosen (<span style="font-style: italic;">employee</span>) merangkap sebagai instruktur dan penjual jasa (<span style="font-style: italic;">self employed</span>).</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong><br /></strong></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><strong>Merintis jadi pemilik bisnis dan investor</strong></p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Saya berusaha meningkatkan motivasi saya dengan jalan merintis karier untuk menjadi pemilik usaha (<span style="font-style: italic;">business owner</span>) dan investor guna meraih kebebasan finansial (<span style="font-style: italic;">financial freedom</span>) sebelum menginjak usia 60 tahun. Saya berpendapat, kebebasan finansial terwujud jika saya sudah memiliki penghasilan pasif (<span style="font-style: italic;">passive income</span>) yang mencukupi kebutuhan hidup.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Penghasilan pasif adalah penghasilan yang diperoleh secara terus menerus tanpa keharusan untuk bekerja mendapatkan uang, karena harta yang dimilikinya telah ”bekerja” menghasilkan uang untuk pemiliknya. Pada tahap ini, bekerja adalah sebagai pilihan dan bukan sebagai keharusan karena ingin mendapatkan penghasilan. Bekerja bukan untuk mendapatkan penghasilan karena penghasilan saya sudah tercukupi dari uang saya yang "bekerja" mendapatkan penghasilan pasif.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"><br /></p><p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;">Untuk meraih kebebasan finansial dari penghasilan pasif, saya mulai merintis usaha di bidang property dengan menyediakan jasa penyewaan rumah, menyewakan tanah untuk lahan usaha, persewaan mobil dan mendirikan toko busana. Perlahan-lahan saya mencoba untuk memperbesar aset dalam bentuk tabungan di bank, deposito, emas, dan valuta asing.</p> <p style="margin: 0pt 0pt 0.0001pt;"> </p> <p class="MsoNormal">Saya berusaha mengumpulkan harta produktif berupa rumah-rumah sewa. Untuk tujuan jangka panjang saya juga sedang berupaya untuk memiliki tanah yang luas sebagai lahan untuk mendirikan “mesin uang” keluarga…..</p><p class="MsoNormal">Inilah cara saya mendapatkan penghasilan pasif. Mungkinkah mimpi ini menjadi nyata? Ikuti pengalaman saya dalam mewujudkan mimpi itu ..... <span style="" lang="IT">Simak tulisan saya di blog ini</span></p><p class="MsoNormal"><span style="" lang="IT"><br /></span></p><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPXhdjiVHM7ZNdHUYLUobxPJorCHxebUqNIF4m78IsvSwOCYnGdshheJ12S57ej4gwLwB5r_tYpCXDcFHXvJQ_6b97asEZLeXSfni5SksJHzQFKIcys5QWtDDQh21OucGDQdhI9HPEJR4/s1600/mulyo+dream.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 133px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPXhdjiVHM7ZNdHUYLUobxPJorCHxebUqNIF4m78IsvSwOCYnGdshheJ12S57ej4gwLwB5r_tYpCXDcFHXvJQ_6b97asEZLeXSfni5SksJHzQFKIcys5QWtDDQh21OucGDQdhI9HPEJR4/s200/mulyo+dream.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5610904221069906914" border="0" /></a><p class="MsoNormal"><span style="" lang="IT"><br /></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="IT"> </span></p>Mulyo Wihartohttp://www.blogger.com/profile/17722451784717106069noreply@blogger.com0